Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Heboh Kluster Pilkada Diperangi, Kluster Pil KB Dijauhi

8 September 2020   15:00 Diperbarui: 8 September 2020   15:23 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infografis Program KB Gagal, dokumen pribadi

Blunder pemerintahan jokowi dalam mengambil langkah semakin terbaca. Ia membuat masalah dengan kebijakan tidak tepat lagi. Mungkin sebentar lagi akan direvisi seperti berdamai dengan virus corona menjadi kluster pilkada yang diperangi.

Pemotongan anggaran dan struktur politik yang terdesentralisasi berdasarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan jajarannya, baik menteri, gubernur, walikota, dan bupati untuk memangkas rencana belanja yang tidak prioritas baik di APBN maupun di APBD.  Sebab, wabah covid-19 yang semakin menyebar di dalam negeri berdampak pada kondisi fiskal saat ini.

Bisa kita bayangkan jika 7.937.774 PUS ini hamil bersamaan karena tidak terlindungi KB, maka yang terjadi akan ada 7.937.774 calon bayi yang akan terlahirkan untuk 9 bulan kedepan. Atau bisa kita sebut sebagai fenomena Baby Boom,” Kata Arumi Bachin [kompas.com]

BKKBN juga mencatat penurunan penggunaan alat kontrasepsi dan hal-hal itu kan wajar karena stay at home, mereka juga tidak datang karena physical distancing, kemudian klinik-klinik juga banyak yang tutup, karena memang dia ada yang tidak bersiap di masa pandemi ini, kemudian dia takut melayani. Potensi lonjakan angka kelahiran di Indonesia turut menjadi perhatian asing, dan memprediksi adanya "baby boom".

"Negatif COVID tapi positif hamil. Mohon para suami rada diselowkan dulu, jangan digaskeun teuing” Ucap  Gubernur Jawa bara Ridwan Kamil [kompas.com]

Dalam masalah ini telah  banyak intruksi yang menunjukkan bahwa pemerintah sangat menganjurkan untuk mempunyai anak namun tidak berlebihan bahkan keluarga mempunyai anak  harus ada tanggung jawab juga. Jangan sampai ekonomi terjun bebas tapi kluster pil kb dijauhi.

Baby boom meningkat karena perintah kerja-dari-rumah pandemi itu adalah berkah untuk suami  yang tak terduga sehingga  upaya tidak boleh disia-siakan untuk hamil. Nasib malang bila hamil tapi suami tidak bekerja. Ya hidup nasib-nasib oh nasib.(*)

Referensi:


Achmad Nasrudin Yahya . 2020. “Jokowi Ajak Damai Covid-19, Kalla: Virusnya Enggak Mau, Bagaimana?” Dikutip 08 September 2020 dari kompas.com

Dessy Suciati Saputri. 2020. “Imbas Covid, Jokowi Minta Refocusing dan Realokasi Anggaran” Dikutip 08 September 2020 dari REPUBLIK.CO.ID 

Desy Sagita. 2020. “Pandemic-fuelled baby boom has many Indonesians worried” Dikutip 08 September 2020 dari thejakartapost.com 

Dina Manafe. 2020. “Gara-gara Covid-19, Angka Kelahiran Diprediksi Bertambah Hingga 500.000” Dikutip 08 September 2020 dari beritasatu.com

Dina Manafe . 2018. “Kelahiran Remaja Tinggi, Nikah Dini Pemicunya” Dikutip 08 September 2020 dari beritasatu.com 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun