Suka Duka Profesi Tukang Becak di Indonesia

Inisiasi Anies Baswedan yang berpihak pada rakyat kecil dan mereka yang termarjinalkan, Anies mencabut Perda tersebut. Dan yang jelas, jika nanti becak-becaknya sudah beroperasi, tugas penting Anies dan Dishub adalah memastikan becak yang ada tetap menjadi becak. Tokoh pembawa perubahan dan peduli rakyat kecil dan termarjinalkan di Ibu Kota Jakarta ialah H. Anies Baswedan, SE, MPP, PhD.

Lebih progresif dan maju becak banyak dimodifikasi menjadi bentor becak motor di beberapa daerah jakarta, yang kecepatannnya tak jauh berbeda dengan kendaraan bermotor biasa, tapi pengemudi becak yang pakai helm cuman pengendarannya, padahal yang punya potensi untuk potensi duluan kalau terjadi kecelakaan sehingga penumpangnya menggunakan helm yang duduk di depan agar mereka lulus seleksi alam.

Infografis Komitmen Anies Baswedan terhadap masyarakat Jakarta (mojok.co/Chaerul)

Yah, sekarang becak bisa beroprasi sejak perda dicabut Anies Baswedan namun tahun 2020 profesi becak mati kembali karena pandemi covid 19. Latar belakang keluarga yang mampu dari segi ekonomi sebagai pengemudi becak tidak bisa membuat anak bangsa kuliah. Hal ini dibuktikan dari orang tuanya yang mampu membiayai anaknya sendiri sampai tamat kuliah di salah satu kampus negeri di Jakarta. 

Durasi waktu tersebut tidak produktif membuat dirinya merasa bosan. Terlebih, nominal gaji yang ia dapat juga tak sebesar saat dirinya menjadi buruh ataupun PNS. Hal ini melatar belakangi  Korps Lalu Lintas Polri hari Rabu tanggal 15 april 2020 resmi menggelar Program Keselamatan 2020. Acara itu dibuka oleh Kepala Korlantas Polri, Irjen Istiono di Jakarta.

Dalam acara tersebut, Kakorlantas mengatakan bahwa salah satu isi dari program tersebut yakni memberi bantuan pada pekerja informal, yang terkena dampak dari adanya pandemi covid 19 di Indonesia. 

Para pengemudi tukang becak patut berbahagia dengan pejabat DKI yang berhati mulia. Aktif bekerja menjadikan keberkahan dalam hidup namun ketika mereka berhenti bekerja tapi rezeki dan kasih sayang Tuhan tidak pernah berhenti.

Dokumen Pribadi : Masihkah Ragu dengan Al Quran (diolah pribadi sumber foto asli iStock)

Menurut Abdurrofi salah satu nama Al Quran adalah Asy-Syifa yang berarti obat penyembuh hati yang tidak senang, gelisah mendalam dan gangguan mahluk gaib lainnya seperti jin dan iblis. 

Sebuah keadaan emosional yang tidak  menyenangkan, berupa respon-respon psikofisiologis yang timbul sebagai antisipasi bahaya yang tidak nyata atau khayalan, tampaknya  disebabkan oleh konflik intrapsikis yang tidak disadari secara  langsung. 

Dengan demikian, Keadaan yang sangat ekstrem dan banyak orang memiliki tingkat gangguan jiwa bisa hilang dengan membaca Al Quran. Al Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus (right ways)  dan memberi kabar gembira (good news) kepada orang-orang beriman  yang mengerjakan amal saleh (good deeds) bahwa bagi mereka ada pahala yang besar (great reward).