Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bagaimana Peta Politik Risma dan Anies Bertarung di Pilgub DKI Jakarta 2022?

26 Januari 2021   16:49 Diperbarui: 26 Januari 2021   17:00 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ambisi risma di Pilgub DKI Jakarta. Sumber gambar :   Aiman kompas Tv (secreenshoot)

Menurut mas bambang ia optimis membuka usaha pertanian bagi beberapa orang desanya juga, bekerja di bisnis pertanian tidaklah terlihat 'mentereng' tapi uang juga banyak seperti di Ibukota Jakarta.

Berbeda dengan Jakarta, Tegal sendiri dikenal sebagai daerah agraris memproduksi berbagai macam komoditas hasil pertanian. Berhektar-hektar lahan entah di dataran tinggi atau dataran rendah, banyak yang dikelola di bidang pertanian tidak terdampak covid-19.

Bahkan banyak yang menilai kalau pertanian adalah sebuah pekerjaan yang identik dengan orang-orang di kawasan pedesaan bisa membeli truk dan mobil pick up untuk memasok rantai makanan ke wartegnya di Jakarta.

Mas bambang yang sukses sebagai pengusaha warteg tidak kaget yang justru perantau tidak dianggap lebih keren karena mereka tidak memiliki aset mobil truk, tanah, dan lain-lainya.

Perantau Jawa yang cerdas lebih takut miskin daripada takut covid-19. Rasa takut perantau menjadi  suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti ancaman ekonomi selama kebijakan PSBB sehingga pulang kampung.

Pilihan perantau Jawa kembali ke tempat asalnya karena alasan sosial-ekonomi. KPU mencatat semua saran dan  ajarkan protokol kesehatan secara nasional, partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2020 yaitu 76,13  persen lebih atau menurun hampir 5 persen jika dibandingkan pada Pemilu 2019. 

Maka, Prediksi Pilgub DKI Jakarta 2022 akan menurun juga karena covid-19 dan mobilisasi perantau Jawa tidak ada sama sekali dalam kampanye solidaritas Jawa untuk mendukung Risma pasca insiden kerumunan Petamburan.

Selain itu alasan politik selama pandemi urusan rumah tangga orang lain menjadi tidak penting padahal itu membuat pemberitaan Anies melonjak. Orang Jawa yang di media sosial menyerang Anies Baswedan dengan banjir berkurang. Mereka kapok diserang balik masyarakat Betawi.

"Ni gw orang betawi shohibul baitnya Jakarta gw bilangan ama eluh yang baru engeh ama Jakarta. Jakarta mah emang kampong aer. ada Rawa Sari, Rawa Bunga, Rawa Bokor, ame rawa rawa laennya dah." Ucap Edy dari warga Betawi dikutip dari teropong senayan.com .

Masyarakat Jakarta menilai banyak orang luar provinsi Jakarta dengki karena Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadikan banjir sebagai panggung politik untuk menaikkan elektabilitas dengan  memulai langkah-langkah mengatasi banjir.

"Yang namanya rawa emang tempat aer. sekarang ditempatin orang.....ya kalo banjir jangan ngeluh. Tempat aer ditempatin. Dari jaman kumpeni Jakarta udah langganan banjir. Bukan soal banjir, emang atilu tuh dengki ama gubernurnya." Ucap Edy dari warga Betawi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun