Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lebih Buruk Banjir Darah daripada Hidup Susah

8 Januari 2021   01:16 Diperbarui: 8 Januari 2021   01:17 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Banjir Darah. Sumber gambar : kaustarstore.com

Banyak hal-hal viral mengenai kemewahan di pusat kota sampai termasuk banjir darah oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Konstruksi pemikiran PKI dari Karl Marx mengenai perjuangan kaum proletar terhadap Borjuis.

Sejarah banjir darah para kiyai yang leher dipotong oleh PKI mulai lupa dan dilupakan bahkan dianggap tidak ada. Santri dan ABRI melakukan perang saudara melawan PKI di tanah ibu pertiwi.

Kekuatan besar PKI mulai terlihat gerakan pengambil alihan kekuasaan dengan kekerasan setelah Pemilu 1955 PKI mendominasi Indonesia dan soekarno membuka ruang PKI dengan konsep  Nasakom (Nasional, Agama dan Komunis).

 Soekarno sebagai ketua umum PNI memiliki kedekatan dengan PKI kemudian mengajukan usul kepada pemerintah/presiden untuk membentuk angkatan kelima yang terdiri atas kaum buruh dan tani yang dipersenjatai. 

Disinilah awal mulai upaya kudeta dengan membunuh terlebih dahulu para jendral ABRI. Oleh karena itu, pimpinan Angkatan Darat menolak usulan itu.  PKI hebat secara politik sehingga mereka ingin kuat juga secara militer.

Seluruh PKI latihan perang untuk kudeta mirip latihan tentara merah Tiongkok Komunis. Perlu diketahui Tentara Merah Buruh dan Petani Tiongkok dibuat pada 25 Mei 1928 pada Perang Saudara Tiongkok Pertama. 

Pada musim panas 1927, Partai Komunis Tiongkok mengambil alih dua divisi dari pasukan Partai Nasionalis Tiongkok dan memimpin pemberontakan militer. Ini momen paling berbahaya.

Bahaya pasca kemenangan negara-negara komunis menimbulkan kepemimpinan yang tidak bijaksana. Pendiri Grup Alibaba Jack Ma dikabarkan menghilang oleh rezim Komunis. Jack Ma tidak tampil di depan umum sejak dua bulan terakhir usai mengkritik pemerintah China dalam pidatonya.

Ketika pemerintahan komunisme bekerja mereka sewenang-wenang membuktikan mereka tidak menggunakan pendapat  Locke dengan teori hak milik pribadinya mengatakan bahwa setiap manusia oleh karena kodratnya, memiliki kebebasan dan hak untuk memiliki dan menggunakan segala yang disediakan oleh alam bagi dirinya. 

Refleksi komunisme terdapat pada kapitalisme ketika Soeharto menjabat presiden terjadi eksploitasi alam oleh manusia yang merupakan turunan dari eksploitasi manusia atas tersebut di atas adalah kerusakan lingkungan hidup dalam skala luas termasuk tanah adat.

Individu-individu mengejar kepentingan-kepentingan mereka sendiri sehingga menimbulkan kesenjangan pendapatan yang makin melebar mengikis kepercayaan kepada kapitalisme di seluruh dunia.

 Angin reformasi turut menggerusnya seakan penjajahan belum selesai. Penerapan kapitalisme memiliki andil yang besar atas tingginya angka kemiskinan, pengangguran, kesenjangan sosial, dan kerusakan lingkungan.

Banyak alasan anak muda masuk pusaran kekuasaan agar mereka tidak ada yang berani berlaku sewenang-wenang karena ketika Anda menjadi orang kecil rentan sekali diskriminasi dan intimidasi. Kalaupun Anda membawa ke pengadilan, maka hukum lebih mudah diperjualbelikan.

Dahulu seluruh rakyat tidak masalah miskin sama-sama asalkan terhindar dari ketidaksetaraan. Namun hari ini banyak berlomba-lomba mencari kekuasaan dan harta agar tidak mudah diintimidasi dan menyelamatkan diri.

Naluri beradaptasi dalam menghadapinya untuk dapat bertahan hidup di zaman ekstrem perubahannya sangat cepat dan tidak menetap dari benua ke benua untuk bertahan dalam waktu untuk menjadi kuat.

Perasaan, mulai dari sedih, gusar, kecewa, marah, putus asa, dan aura negatif lainnya akan menangis. Sedikit mengetahui menjadi presiden tidak mengubah seluruh keadaan saat ini apalagi ajakan untuk kudeta menimbulkan masalah baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun