Mesji Wapaue di Negeri Kaitetu, Leihitu Ambon di dirikan di tahun 1416
" Pertarungan kesaktian senjata pusaka antara tuan tuan  pendatang dari Tuban Jawa Timur dan Raja Kaihatu di negeri Ureng, Leihitu, Ambon, Maluku di sekitar tahun sebelum 1200.Masehi."Â
Islam adalah agama sekaligus mendorong peradaban manusia di Maluku, di mana kisah kisah yg diceritakan dari turun temurun di negeri (desa) Ureng, Leihitu,Ambon
Dikisahkan di jaman dahulu, negeri ureng  berada di gunung Nakalale, (Negeri Lama) di tengah hutan, yaitu di antara gunung Seribu Ewang dan Gunung Titakapa, di hutan Ureng, Leihitu, Ambon. Sistem pemerintahan di negeri Ureng saat itu  dengan sebutan Kapitan, ada kapitan besar sekaligus rajanya dan ada kapitan kapitan lain sebagai menterinya, mereka beragama animisme.
Pada masa itu  ada tiga Kapitan saja di Nakalale, istilah kapitan sama artinya dengan pemimpin kelompok manusia atau family, Kapitan Kaihatu ( fam Kotala) Kapitan Maunda (fam Heluth) dan Kapitan Leli Awen (fam Lain) komunitas ini adalah tife Manusia Malanesia,  yang bermigrasi dari pulau Seram, Maluku.
Di kisahkan sebelum tahun 1200 dimana di tahun itu dimana kisah atau Yang di ceritakan rakyat  negeri Naku, pulau Ambon,  bahwa sudah ada orang ureng bernama Saleh pergi haji dan pulang dengan haji Ali asal Bogor, tinggal di Ureng dan haji Ali menikah dengan Wanita ureng, dan cerita om kami ada catatan bukti penjualan rumah di tahun 1200 Masehi
Di perkirakan Di abad ke VII ada rombongan Islam datang dari Arab dan singgah di Haita Tuban (pantai Tuban) rombongan ini bersamaan dengan utusan khalipa Usmaniyah menuju asia, di mana tercatat di beberapa sejarah di cina,rombonagan dari Tuban ini sebagian melanjutkan perjalanan menuju Ureng, Leihitu, Ambon di tahun tahun itu juga.
Rombongan mubalig, dan Saudagar dari Tuban ini dengan perahu, mereka mendarat di pantai Negeri Ureng, leihitu Pulau Ambon, di pantai mereka terkejut diman meeka melihat adanya seekor anjing hitam yang menggonggong, kemudian mereka ingin memastikan ada penduduk di sekitar pantai
Tiga orang dari mereka yaitu Tuan Laitupa (Amirullah Marayase Al fatan asal Bagdad), Tuan Besi (Tuban Besi asal Tuban) dan Tuan Laisow (Tumanjoro asal Tuban) mereka bertiga mengikuti anjing ke arah gunung Nakalale, sesampai di di gunung mereka bertemu dengan Tuan Kotala (Kaihatu) Tuan Lain ( Leli Awen) dan Tuan Heluth (Maunda) kemudian mereka disambut dengan adu ilmu sakti, karena sama sama sakti akhirnya mereka memutuskan menjadi saudara, dan saat itu pula kapitan Kaihatu dan Rakyat Ureng di Nakalale mengucapkan dua kalimat sahadat dan di ajak turun dari gunung untuk tinggal di pantai Ureng, leihitu Ambon, Maluku, dengan sistem pemerintahan Kerajaan Islam