Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Penulis Buku Non Fiksi (BNSP)

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Arah Dunia Digital, Hak Jawab, Hak Marah, Hak Geruduk

18 Oktober 2025   04:39 Diperbarui: 18 Oktober 2025   04:39 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masa NU mendatangi Trans7 ( foto : Tirto.id)

Dunia yang Bergerak Lebih Cepat dari Pikiran

Di dunia digital, yang paling cepat bukanlah jaringan internet, melainkan emosi manusia.
Sebelum berita dikonfirmasi, amarah sudah beredar.
Sebelum klarifikasi dimuat, opini sudah viral.

Kita hidup di zaman ketika reaksi jadi mata uang baru,
dan sayangnya, akal sehat tak ikut diperbarui versinya.

Setiap hari, ribuan potongan video, headline, dan kutipan berseliweran di layar kita tanpa konteks, tanpa sumber, tanpa jeda untuk berpikir.
Akibatnya, yang tersisa hanyalah gelombang instan:
hak marah yang lebih cepat dari hak jawab.

Hak Jawab: Terlalu Lambat untuk Dunia yang Terburu-buru

Undang-Undang Pers No. 40 Tahun 1999 sudah memberi ruang bagi setiap orang untuk membela diri.
Ada hak jawab, ada hak koreksi.
Semuanya diatur dengan indah dalam bahasa hukum --- formal, beretika, dan penuh wibawa.

Namun dunia digital bukan dunia pasal,
melainkan dunia timeline.
Di sana, publik tak lagi menulis surat keberatan,
mereka langsung menulis komentar.

Ketika berita dirasa salah, bukannya menempuh hak jawab,
yang muncul justru hak marah berjamaah.
Dan yang lebih ironis, amarah itu sering lebih dipercaya ketimbang pernyataan resmi.

"Kita bukan bangsa yang tak punya hukum,
kita hanya terlalu sibuk menegakkan perasaan."

Hak Marah: Ketika Perasaan Jadi Konstitusi

Zaman ini memperlakukan amarah sebagai bukti cinta.
Kita marah demi agama, marah demi kiai,
marah demi keadilan --- bahkan kadang marah demi likes dan views.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun