Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Penulis Buku Non Fiksi (BNSP)

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Terima Kasih, Wahai Perokok !

1 Oktober 2025   06:22 Diperbarui: 1 Oktober 2025   06:22 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karangan Bunga Untuk Menkeu  (Foto : Kompas.com)

Beberapa hari lalu, publik disuguhi pemandangan yang agak unik: kantor Kementerian Keuangan mendapat kiriman karangan bunga dari serikat pekerja dan petani tembakau. Isinya? Ucapan terima kasih karena cukai rokok tidak naik di tahun 2026.

Di atas kertas, ini masuk akal. Industri tembakau tetap tenang, petani lega panennya terserap, buruh pabrik tidak resah. Tetapi... ada satu pihak yang luput diberi bunga: para perokok itu sendiri.

Sang Pahlawan Tanpa Karangan Bunga

Coba pikir. Siapa yang setiap hari membakar uangnya, bukan sekadar demi kepuasan pribadi, tapi juga demi menyelamatkan industri, tenaga kerja, bahkan pemasukan negara?
Ya, perokok.

Merekalah "donatur setia" yang tak pernah menagih tanda terima. Merekalah yang konsisten membayar cukai, tanpa pernah mogok, tanpa demo, tanpa minta insentif. Mereka tetap setia pada kretek, tidak lari ke vape, tidak tergoda rokok elektrik impor yang lebih trendy.

Mereka rela paru-parunya jadi collateral damage, asal perekonomian desa-desa penghasil tembakau tetap berdenyut. Mereka tidak menulis proposal CSR, tidak menuntut bansos. Mereka hanya satu: beli rokok, nyalakan api, tarik napas, hembuskan masa depan.

Tapi apa ucapan yang mereka terima? "Merokok membunuhmu."
Bayangkan, pahlawan dicaci di setiap bungkus produk yang ia selamatkan. Ironi yang sempurna, bukan?

Karangan Bunga yang Salah Alamat

Andai negeri ini tahu sopan santun, mungkin sudah berdiri karangan bunga raksasa di jalan-jalan utama:

"Terima kasih wahai perokok. Tanpa kalian, tidak ada cukai. Tanpa cukai, APBN megap-megap. Semoga batuk kalian tidak mengganggu setoran negara."

Tapi apa yang kita lihat? Menteri dapat bunga, petani dapat syukur, buruh dapat lega. Perokok? Dapat stigma, dapat vonis moral, bahkan dapat tatapan jijik dari orang-orang yang pura-pura lupa bahwa jalan tol, subsidi, bahkan dana pendidikan---sebagian ada yang berasal dari uang rokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun