Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Penulis Buku Non Fiksi (BNSP)

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Generasi Sandwich Tidak Selalu Menderita, Realitas Cawe Cawe Yang Terlupakan !

1 Juni 2025   05:42 Diperbarui: 1 Juni 2025   05:42 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak Generasi Sandwich yang ditopang, Apalagi Jika keduanya Bekerja,Orangn Tua/Mertua Rela Cawe Cawe Demi Cucunya ( Foto : Pexels.com). 

Makan malam kadang sudah dimasakkan ibu.

Bahkan sesekali listrik dan sembako dikirim diam-diam.

Ini bukan mitos. Ini realita sosial yang hidup dan membentang di ribuan rumah tangga Indonesia.

Jadi, kalau ada generasi sandwich yang masih mengeluh "terjepit", mungkin yang mereka alami bukan beban ekonomi, tapi ketidaknyamanan karena bantuan itu disertai pengawasan atau arahan.

Masalahnya Bukan di Bantuan, Tapi di Cara Membantu

Yang jadi soal bukan orang tua yang cawe-cawe,
tapi kalau bantuannya disertai kontrol, dominasi, atau penghakiman.

Kalimat seperti "Anakmu kok kurus banget?" atau "Kamu kerja tapi rumah kok berantakan?" --- ini yang kadang membuat generasi muda merasa kewalahan.
Padahal secara praktis, mereka sangat terbantu.

Bantuan harusnya meringankan, bukan menambah tekanan.
Kalau cawe-cawe menjadi cara menunjukkan kuasa, bukan kasih sayang, maka relasi jadi tegang.

Budaya Jawa, Cawe-Cawe Adalah Tali Sosial

Dalam masyarakat Jawa, cawe-cawe adalah bagian dari tanggung jawab batin.
Tidak hanya orang tua kepada anak, tapi juga antar saudara, antar keluarga besar.

Tokoh publik seperti Nunung Srimulat pernah bercerita bahwa ia selama puluhan tahun masih membiayai adik-adiknya.
Bukan karena pamer, tapi karena merasa itu bagian dari kewajiban batin sebagai yang paling "mapan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun