Pinjaman online alias pinjol sekarang kayak keripik pedas viral -- bikin nagih, tapi juga bikin kepanasan. Awalnya cuma mau coba-coba, eh, tahu-tahu keterusan. Lihat iklannya di mana-mana, dari Instagram sampai aplikasi ojek online: "Butuh duit cepat? Cair dalam 5 menit!" Siapa sih yang nggak tergiur? Apalagi kalau dompet lagi kritis, tagihan numpuk, dan anak minta uang jajan. Pinjol langsung jadi pahlawan tanpa tanda jasa.
Tapi, di balik kecepatan cairnya, pinjol ini kayak rendang cepat saji di warung Padang pinggir jalan. Dari luar, kelihatannya mantap: daging empuk, bumbu melimpah, siap disantap kapan saja. Tapi begitu suapan pertama masuk mulut, loh kok alot? Bumbunya nanggung? Beberapa menit kemudian, perut mulai kram. Ternyata dagingnya keras dan kuahnya asam. Begitulah pinjol -- kelihatan gampang, tapi di balik itu ada bunga yang bikin kepala melintir.
Data Terbaru: Transaksi dan Kredit Macet Pinjol
Sepanjang tahun 2024 hingga awal 2025, transaksi pinjol benar-benar meledak. Data dari OJK menunjukkan bahwa outstanding pinjaman fintech peer-to-peer (P2P) lending mencapai Rp77,02 triliun pada 2024, naik 29,14% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini mencerminkan lonjakan permintaan kredit cepat, tapi apakah aman?
Faktanya, tidak semua yang terlihat cepat itu aman. Di balik jumlah transaksi yang besar, ada masalah besar pula: kredit macet. Pada Desember 2024, total kredit macet pinjol mencapai Rp2,01 triliun. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, mayoritas kasus kredit macet ini berasal dari kelompok usia 19-34 tahun -- anak muda yang mungkin masih minim literasi keuangan.
Masalah pinjol makin rumit ketika dana dari bansos atau BLT yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan pokok malah lari buat nutup utang pinjol. Alih-alih menyelamatkan ekonomi rumah tangga, bantuan negara justru jadi bahan bakar utang berbunga tinggi.
Pinjol Buat Judol Jebakan Batman!
Masalahnya, banyak yang pakai duit pinjol bukan buat kebutuhan pokok, tapi buat judol (judi online). Pikiran mereka simple: pinjam dulu, menang judi, lunasin sekaligus, sisa uangnya buat gaya-gayaan. Tapi, kenyataan nggak seindah harapan. Sekali kalah, duit pinjol habis. Malah pinjam lagi buat balikin modal. Gali lubang, tutup jurang, jatuhnya hidup kayak drama sinetron penuh tangisan.
Dan yang lebih parah, ada yang pakai uang bansos atau BLT buat nutup utang pinjol. Pemerintah niatnya kasih bantuan biar dapur tetap ngebul, eh malah lari ke aplikasi pinjol. Negara niatnya bantu, tapi rakyat malah makin terjerat utang. Gimana nggak miris?
OJK dan Negara, Jangan Cuma Jadi Wasit!
Masalahnya, OJK cuma fokus blokir pinjol ilegal. Padahal, pinjol resmi yang bunganya juga mencekik tetap saja bikin rakyat melilit. Bukannya tegas, regulasi malah nanggung. Negara harusnya hadir, jangan cuma jadi wasit tanpa aturan yang jelas. Jangan sampai rakyat terus-terusan digilas kredit cepat saji yang bikin hidup makin kacau.
OJK juga harus lebih pro-rakyat. Kalau memang pinjol gak bisa dimatikan, ya paling tidak kolaborasikan pinjol dengan produk bank. Buatlah konsep pinjol rasa premium -- cepat cair tapi tetap aman dan bertanggung jawab. Jangan sampai regulasi hanya sekadar wacana, tapi pelaksanaannya nol besar.
Bank Jangan Cuma Nonton!
Sadar gak sih? Bank itu kayak warung Padang legendaris -- masaknya rapi, dagingnya empuk, bumbunya meresap, dan pastinya aman buat perut. Masalahnya, mereka terlalu nyaman di zona aman. Nggak ada upaya buat mengambil alih pasar kredit cepat. Jangan cuma jadi penonton sambil ngeteh, sementara rakyat lari ke pinjol karena lebih gampang.
Bank harusnya lebih inovatif! Jangan takut bikin produk Pinjol Inovator. Kredit online yang tetap cepat, tapi aman dan diawasi OJK. Bikin sistem buka rekening online (REKOL) yang langsung terintegrasi dengan pinjaman online (PINJOL). Jadi, begitu buka REKOL, bisa langsung dapat PINJOL.
Tagline:
"Butuh kredit cepat? Buka REKOL, langsung dapat PINJOL! Syarat dan ketentuan berlaku."
Bank jangan cuma berpikir kredit klasik yang ribet dan prosesnya lama. Kalau sekarang zamannya cepat, ya ikut cepat tapi tetap aman. Jangan cuma ngandelin nama besar dan nunggu nasabah datang. Buat aplikasi yang mudah diakses, cepat diverifikasi, tapi tetap sesuai regulasi. Jangan sampai kalah sama fintech liar yang lincah tapi tanpa jaminan.
Pinjol Rasa Bank, Kredit Aman, Hidup Tenang
Pinjol itu jangan dimatikan, tapi diatur. Kalau mau kredit cepat, ya bank harus ambil peran. Jangan biarkan fintech liar terus merajalela dan bikin rakyat terlilit utang. Kalau bank bikin Pinjol Inovator, masyarakat bakal lebih aman. Daripada dikejar debt collector kayak buronan, lebih baik pinjam dari lembaga yang jelas.
Dan buat OJK dan pemerintah, jangan cuma urus regulasi yang isinya pasal doang. Turun ke lapangan, ngobrol langsung sama rakyat. Dengar keluhan mereka soal utang pinjol. Jangan sampai uang bantuan dari negara lari ke aplikasi pinjol. Kalau rakyat terus konsumtif, bangsa ini bakal terjebak utang panjang.
Cinta Rakyat itu Harus Jelas!
OJK, ayo belajar cinta sama rakyat! Regulasi jangan cuma jadi pajangan. Negara jangan cuma hadir di spanduk kampanye. Kalau pinjol gak bisa diberantas, ya paling tidak jadikan bank sebagai inovator utama. Jangan cuma diam dan lihat rakyat terjebak utang.
Pinjol boleh ada, tapi harus aman. Bank harus berani tampil jadi solusi kredit cepat yang tetap bertanggung jawab. Jangan sampai kita jadi bangsa yang haus konsumtif cuma gara-gara kredit instan yang bikin hidup melilit.
Buka REKOL, dapat PINJOL! Kredit cepat, aman, dan jelas dari bank, bukan dari aplikasi liar yang cuma bikin mules.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
