Mohon tunggu...
abdul mustofa
abdul mustofa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kaligrafi Bukan hanya Sekedar Menulis

10 Desember 2018   05:03 Diperbarui: 10 Desember 2018   05:13 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jika ada yang menganggap kaligrafi adalah seni menulis indah, maka anggapan ini agak kurang benar. Memang kaligrafi definisi sempitnya bisa diartikan sebagai seni tulis menulis indah dengan menggunakan pena, baik dari kayu, besi atau jenis pena yang lainnya. Namun jika dilihat secara nyata, kaligrafi ibarat sebuah rumah, dimana ketika kita ingin memasukinya itu dapat melalui pintu mana saja.

Dengan belajar kaligrafi, kita tidak hanya mendapatkan ilmu tentang memperbaiki tulisan kita supaya menjadi lebih indah. Tetapi ketika kita mendalaminya, akan banyak ilmu - ilmu yang ikut terambil dari bidang bidang yang lainnya. Yang pertama, dalam belajar kaligrafi secara tidak langsung kita juga akan belajar cara hitung menghitung atau matematika, berkutat dengan angka sejenak guna untuk menghitung ukuran layout sebuah karya, jarak baris antar baris dalam sebuah tulisan, menganalisis sebuah tulisan dilihat dari kaidahnya, dll. Poin yang pertama ini memang tidak menuju kepada matematika yang rumit, hanya rumus2 sederhana.

Kedua, mempelajari ilmu manajemen. Jika berbicara masalah kaligrafi, pasti akan berkutat dengan manajemen. Kenapa? Karena dalam proses pembuatan karya misalnya. Kita harus bisa memanajemen biaya pembuatan karya, estimasi waktu pengerjaan karya, dan harga yang akan dilempar ke pasaran semua harus diatur dengan rapi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Ketiga, terampil dalam mengolah kertas sendiri. Memang budaya di masa lampau para kaligrafer selalu memakai kertas yang dibuat sendiri, atau dinamakan kertas handmade. Kertas ini biasanya dilapisi sendiri oleh seorang kaligrafer dengan menggunakan bahan-bahan tradisional yang ada di alam. Hal ini dilakukan agar kertas menjadi lebih tahan lama dan tidak mudah termakan oleh waktu. Namun di era sekarang kaligrafer tidak perlu repot-repot membuatnya. Sudah banyak penjual kertas handmade yang tersebar di Indonesia.

Keempat, berinteraksi dengan bahasa Arab. Ya, mau bagaimana lagi. Setiap pembelajar kaligrafi secara otomatis akan berinteraksi dengan bahasa Arab banyak maupun sedikit. Mengetahui istilah istilah sederhana dalam kaligrafi, mempelajari banyak sumber sejarah yang mayoritas menggunakan bahasa Arab, dll. Walaupun tidak semua jenis kaligrafi berasal dari Arab, bahkan banyak yang berasal dari Turki, beberapa juga berasal dari Mesir dan Iran.

Sebenarnya masih banyak bidang keilmuan lain yang "tersangkut" ketika kita mempelajari kaligrafi secara lebih mendalam, namun tidak mungkin semuanya dijelaskan secara penuh disini. Penulis hanya menyampaikan apa yg diketahui saja. Pun tidak menutup dan selalu membuka lebar jikalau ada yang ingin memberi kritik dan saran kepada penulis, atau menambahkan materi yang bersangkutan dengan tema diatas. Karena ada pepatah berkata, "seseorang tidak akan mengetahui semua hal di dunia, namun tiap orang pasti tahu akan suatu hal". Terimakasih...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun