Mohon tunggu...
Abdul Muntiqom Ms.
Abdul Muntiqom Ms. Mohon Tunggu... Wirausaha / Aktivis Hukum / Akademisi

For Real Impacts

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Legal-Tech Generation, Anak Muda Penjaga Etika di Era Digital

25 Juli 2025   20:28 Diperbarui: 25 Juli 2025   21:01 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah derasnya arus transformasi digital, muncul satu generasi baru yang memadukan dua dunia penting: hukum dan teknologi. Mereka dikenal sebagai Legal-Tech Generation, anak-anak muda yang tidak hanya fasih menggunakan teknologi, tetapi juga memiliki pemahaman kuat terhadap aspek legal dan etika di baliknya. Mereka adalah penjaga nilai, pelindung data, dan pendorong keadilan di era yang semakin terotomatisasi.

Selama bertahun-tahun, hukum dianggap sebagai ranah konservatif , penuh teks tebal, bahasa kaku, dan proses panjang. Sementara itu, teknologi berkembang dengan kecepatan eksponensial, menciptakan ruang-ruang baru yang belum tersentuh hukum secara memadai: dari media sosial, AI, hingga kripto dan metaverse.

Generasi muda yang tumbuh dalam era ini sadar bahwa hukum tak boleh tertinggal. Mereka mulai mengeksplorasi ranah Legal Technology (Legal-Tech), sebuah bidang yang menggabungkan inovasi digital dengan prinsip hukum untuk menciptakan sistem keadilan yang lebih cepat, transparan, dan inklusif.

Di balik kemudahan teknologi, tersembunyi berbagai risiko etis: penyalahgunaan data pribadi, penyebaran hoaks, pelanggaran hak cipta, hingga diskriminasi algoritma. Di sinilah peran Legal-Tech Generation menjadi vital,mereka bukan hanya pengguna teknologi, tetapi juga pengkritik dan perancang sistem yang etis.

Kita mulai melihat kemunculan platform-platform hukum berbasis teknologi yang digerakkan anak muda ,mulai dari chatbot hukum gratis, layanan mediasi online, hingga kampanye kesadaran digital di media sosial. Mereka tidak menunggu perubahan, mereka menciptakannya.

Di kampus dan komunitas, semakin banyak pelajar hukum yang belajar coding, dan programmer yang mempelajari regulasi digital. Kolaborasi lintas disiplin ini adalah fondasi masa depan hukum yang relevan dan responsif.

Meski penuh potensi, Legal-Tech Generation masih menghadapi tantangan: kurangnya dukungan kebijakan, akses terbatas ke sumber daya, serta stigma bahwa teknologi dan hukum tidak bisa bersatu. Namun, dengan semangat inovasi dan idealisme yang kuat, mereka tetap bergerak maju.

Harapannya, generasi ini tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pelaku perubahan yang menjaga nilai-nilai keadilan, privasi, dan kemanusiaan di tengah laju digitalisasi.

Di era digital, kecepatan bukan segalanya. Tanpa etika dan hukum, inovasi bisa berubah menjadi ancaman. Oleh karena itu, Legal-Tech Generation hadir sebagai jembatan: antara teknologi dan keadilan, antara kemajuan dan nilai kemanusiaan. Mereka adalah wajah masa depan hukum, adaptif, inklusif, dan berdaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun