Mohon tunggu...
Abdul Majid Hariadi
Abdul Majid Hariadi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis, Pengajar Praktik Guru Penggerak, Fasilitator Guru Penggerak

Guru

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Nasib Indonesia Setelah Penundaan Piala Thomas dan Uber 2020

16 September 2020   21:38 Diperbarui: 17 September 2020   18:45 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tim bulu tangkis putra Indonesia (sumber gambar: badmintonindonesia.org)
Tim bulu tangkis putra Indonesia (sumber gambar: badmintonindonesia.org)
Saat ini skuad ganda putra merah putih dihuni oleh pemain dengan peringkat top dunia. Ada pasangan peringkat 1, yaitu Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, peringkat 2 pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, serta pasangan peringkat 6, Fajar Alfian/Rian Ardianto.

Penundaan Piala Thomas dan Uber 2020 berimbas pada berbagai kejuaraan bulu tangkis lainnya. Sebenarnya ada banyak turnamen dalam kalender BWF di akhir 2020. Sebut saja Piala Thomas dan Uber 2020 (3-11 Oktober 2020), Denmark Open I (13-18 Oktober 2020), Denmark Open II (20-25 Oktober 2020), Asia Open I (10-15 November 2020), Asia Open II (17-22 November 2020), dan World Tour Finals (25-29 November 2020). 

Kabarnya untuk Denmark Open I digelar sesuai dengan rencana. Denmark Open II resmi dibatalkan. Sedangkan tiga turnamen lainnya Asia Open I, Asia Open II, dan World Tour Finals 2020 masih dikaji ulang.

Selain itu mundurnya Indonesia juga diikuti oleh kebijakan PBSI sebagai induk organisasi bulu tangkis dengan membatalkan permohonan sebagai tuan rumah seri Asia Open 2020 dan World Tour Finals 2020. Sebelumnya Indonesia sendiri memiliki kans besar yang dipilih oleh BWF untuk menjadi tuan rumah. 

Kasus Covid-19 di Indonesia yang belum melandai mengakibatkan berbagai keputusan itu diambil. Apalagi sudah ada kurang lebih 52 negara yang me-lockdown Indonesia dengan kebijakan travel warning. Negara tersebut melarang warganya datang ke Indonesia, demikian sebaliknya warga negara Indonesia dilarang untuk datang ke negara tersebut.

Jika memutuskan mundur dari semua turnamen tahun ini, nasib Indonesia harus menjadi perhatian. Bisa dipastikan sampai dengan akhir tahun 2020 kondisi tim akan vakum dari berbagai turnamen internasional. Untuk tahun depan pun belum ada kepastian kapan turnamen tahun 2020 yang ditunda akan kembali digelar.

Ada banyak tantangan yang harus dihadapi jika Indonesia ingin tetap menjaga kans meraih prestasi maksimal pada turnamen tahun depan. Misalnya, bagaimana menjaga performa pemain agar tetap pada kondisi baik. 

Langkah selama ini yang sudah lakukan yaitu dengan simulasi dan home tournament tetap bisa dilakukan. Hal ini penting agar para pemain tetap mendapatkan aura pertandingan. 

Kalau sekadar latihan bisa dipastikan atlet akan cepat bosan sehingga menurunkan motivasi dan performa atlet. Apalagi sejak pertengahan Maret setelah mengikuti All England 2020 atlet berada di Pelatnas PBSI di Cipayung.

Penundaan turnamen harus benar-benar dimanfaatkan dan menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menata ulang dan mempersiapkan diri lebih baik.

Bulu tangkis menjadi harapan dan tumpuan sebagai cabang olahraga yang dapat memberikan gelar bagi rakyat Indonesia. Kesuksesan tim bulutangkis merah putih akan menjadi pengobat bagi bangsa Indonesia yang sudah sangat lelah menghadapi berbagai drama karena virus corona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun