Mohon tunggu...
Abdul Majid Mochtar
Abdul Majid Mochtar Mohon Tunggu... -

Aku... Aku bukanlah filosof, apalagi agamawan. Bukan sangat politikus. Aku ingin jadi kunang-kunang yang mengelilingi gelap dunia dengan sinarNya.....hanya RidloNya yang kudamba...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Refleksi Akhir Tahun 2010

22 Desember 2010   03:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:30 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tak terasa akhir tahun menghampiri kita dengan cara yang eksotis
Sebelah barat negeri dikoyak gempa dan bahkan air laut kangen sampai ingin naik gunung
di sebelah tengah , gunung2 ingin menjumpai awan lewat tangan sang lava ataupun
wedhus gembel ....di sebelah sono, sono lagi, sononya lagi......berbagai peristiwa dengan
kadar kerumitan dan keruwetan yang luarbiasa terjadi di sekeliling negeri
Apalagi di seberang negeri sana, es mengepung seolah olah ingin memeluk bumi selamanya
Begitu banyak jeweran atau cubitan agar para penghuni negeri lebih "sopan" pada Tuhan
atau paling enggak lebih sopan para pembawa "cahaya" Tuhan
Tapi apa daya...magnet hedonisme dengan dibumbui nafsu dan ego lebih mendrive sepotong hati
Atau begitu banyak kejahatan dan kedosaan tercecer dan mencemari serta menyusup bumi
Sehingga para pemilik dan penguasa wilayah yg "sebenarnya" angkat tangan dan bumipun sekejap
tak terkontrol...dan....akhirnya semuanya terjadi...
Dilain pihak
Para terdakwa mengencingi hakim,jaksa ataupun polisi dengan dolar demi kangen sama anak
atau sekedar nonton atau ingin sekedar lihat pasir putih nusa dua
Para penggiat politik, melakukan lobi dengan membawa bola atau menebar donasi untuk
keluhuran budhi atau semangkuk kuasa yg namanya "penderma", dengan menancap tinggi2 bendera nama diri....
Akulah penderma no satu....walau hanya samar-samar
Mantan narapidana begitu sakti memegang "amanat"
Para kacung politikus hilir mudik mencari "nama" diatas dunia
Malapetaka diisi dengan bendera dan rame rame jadi tukang salur dermawan
Begitu banyak publik figure yang mengaku tokoh ternyata....Maling
Begitu juga mengaku berilmu ternyata pendewa nafsu
Apalagi...apalagi yang kau idolakan...

Jadilah diri sendiri...
Kenalilah siapa sebenarnya diri sendiri dan untuk apa kesini
Sambil berharap siapa tahu suatu saat mengenal "Tuhan"
Lewat para pembawa nur dan rahimnya yg universal
Dengan sentuhan dari hati kehati yang tak terlupakan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun