Mohon tunggu...
W. Luthfi Abdullah
W. Luthfi Abdullah Mohon Tunggu... Pendidik

Seputar Pendidikan Islam, Pendidikan Karakter, dan Studi Islam secara umum. Menebar manfaat dari sebuah "Tulisan"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Qaulan Sadidan dan Tragedi Salah Ucap Para Elit Negeri

22 September 2025   14:21 Diperbarui: 22 September 2025   14:49 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Al-Munjid fi al-Lughah menyederhanakan makna sadid ke dalam tiga dimensi: ucapan yang tepat sasaran, lurus dan konsisten, serta berorientasi pada kebenaran. Inilah fondasi moral lisan yang diajarkan Al-Qur'an.

Lisan Elite dan Luka Publik

Jika ditarik ke realitas hari ini, standar qaulan sadidan terasa jauh dari perilaku lisan sebagian elite negeri. Ucapan yang seharusnya menenangkan, justru menimbulkan kegaduhan. Lisan yang seharusnya menjadi alat penerang malah berubah menjadi sumber kebingungan.

Ketika seorang wakil rakyat meremehkan aspirasi masyarakat, ia gagal menghadirkan ucapan yang adil dan tepat sasaran. Saat seorang menteri menyebut tuntutan demonstran sebagai suara sebagian kecil rakyat di tengah badai PHK, ia melupakan makna sadid sebagai ucapan yang menyentuh realitas penderitaan rakyat banyak.

Padahal, qaulan sadidan bukan sekadar larangan berbohong. Ia adalah tuntutan untuk berbicara dengan penuh tanggung jawab, dengan kejujuran yang konstruktif, dengan empati yang menenteramkan. Ucapan yang lurus bukan hanya tidak salah, tetapi juga memberi arah. Ucapan yang benar bukan hanya jujur, tetapi juga membangun kepercayaan dan teapat sasaran.

Penutup

Tragedi salah ucap pejabat bukan sekadar kekeliruan teknis public speaking. Ia adalah gejala lemahnya penghayatan terhadap nilai qaulan sadidan. Padahal, menjaga lisan sama artinya menjaga martabat jabatan, sekaligus menjaga kepercayaan rakyat.

Di tengah situasi ekonomi yang sulit, rakyat tidak menuntut kata-kata manis, tetapi kata-kata yang lurus, jujur, adil, tepat dan memberi arah. Elite negeri semestinya menimbang setiap ucapannya dengan standar qaulan sadidan. Sebab, dari lisannya, rakyat bisa menemukan harapan atau kekecewaan.

Jika perintah Al-Qur'an ini benar-benar dihayati, maka "keceplosan" atau "salah ucap" tidak akan dianggap wajar apalagi remeh. Sebaliknya, setiap ucapan akan dijaga agar tidak melukai, melainkan menuntun. Saat itulah, nilai qaulan sadidan benar-benar hidup dalam ruang publik kita, dan bangsa ini bisa bergerak dengan tutur kata yang jujur, tepat, dan membangun.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun