"Kuliah itu nggak murah, dan hidup itu nggak selalu bisa ditopang sepenuhnya oleh orang tua. Tapi, siapa bilang itu jadi alasan untuk menyerah?"
Di tengah gempuran biaya hidup dan mahalnya pendidikan tinggi, muncul satu tren sosial yang makin terasa nyata: mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Bukan kerja kantoran atau magang di perusahaan, tapi jadi driver ojek online, pengantar makanan, kurir, atau freelance lainnya demi bisa tetap mengejar cita-cita di bangku kuliah.
Saya adalah salah satu dari mereka.
Sebagai mahasiswa semester dua di Yogyakarta, saya sadar betul bagaimana mahalnya biaya kuliah jika harus ditanggung sendiri. UKT, tempat tinggal, makan sehari-hari, sampai kebutuhan kuliah seperti kuota internet, buku, dan perangkat belajar lainnya, semuanya butuh uang. Orang tua saya sebenarnya masih bisa membantu, tapi saya memilih untuk tidak terus-menerus bergantung. Karena saya ingin belajar mandiri.
Setelah menimbang berbagai pilihan kerja, saya akhirnya memilih menjadi driver ShopeeFood. Banyak orang mungkin memandang pekerjaan ini sebelah mata, tapi bagi saya, ini bukan sekadar cari uang ini adalah cara untuk bertahan, belajar, dan tumbuh sebagai pribadi.
Kenapa ShopeeFood?
Alasan utamanya adalah fleksibilitas waktu. Sebagai mahasiswa aktif, saya tidak bisa kerja dengan jam tetap seperti karyawan. ShopeeFood memberikan keleluasaan: saya bisa ambil order pagi sebelum kuliah, sore setelah kelas selesai, dan full time di akhir pekan.
Proses pendaftarannya juga relatif mudah dan cepat. Begitu akun saya aktif, saya langsung bisa mulai narik orderan. Tapi tentu saja, perjalanan ini tidak semudah yang dibayangkan.
Tantangan di Lapangan
- Manajemen Waktu yang Ketat
- Saya harus benar-benar disiplin membagi waktu. Salah sedikit, bisa-bisa kuliah terbengkalai atau kerjaan jadi tidak maksimal. Jadwal harus diatur sedemikian rupa agar tugas kuliah tetap selesai dan penghasilan dari ShopeeFood tetap stabil.
- Kondisi Fisik yang Diuji
- Setelah duduk seharian di kelas, lanjut keliling kota mengantar makanan jelas melelahkan. Belum lagi cuaca yang tak menentu, macet, dan tekanan dari pelanggan. Saya belajar pentingnya menjaga pola makan, istirahat cukup, dan tidak memaksakan diri.
- Beragam Karakter Pelanggan
- Tidak semua pelanggan menyenangkan. Ada yang ramah, ada juga yang suka marah-marah karena pesanan telat. Ini melatih kesabaran dan profesionalisme saya. Kita harus bisa menghadapi situasi dengan tenang dan tetap menghargai pelanggan.
- Cuaca Ekstrem, Tetap Jalan
- Hujan deras atau panas menyengat bukan alasan untuk berhenti. Saya selalu siap dengan jas hujan, jaket tebal, dan semangat baja. Karena saya tahu, semakin rajin narik, semakin dekat saya dengan target pembayaran UKT.
Pelajaran hidup yang saya dapatkanÂ