Pemilihan presiden masih setahun lagi, namun peluru demi peluru penyerangan antar kubu sudah diluncurkan. Baik dari kubu petahana maupun kubu oposisi. Peluru itu adalah :
Tagar 2019 ganti presiden
Gue meyakini mayoritas orang yang melek soal media sosial mengetahui tagar ini. Entah siapa yang pertama kali menggaungkan tagar ini, yang jelas tagar ini secara eksplisit dijadikan peluru ampuh dan dieksploitasi besar-besaran oleh kubu oposisi dengan membuat tagar itu menjadi masif.
Lantas, reaksi pertama kubu petahana adalah 1)tagar Dia Sibuk Kerja 2)tagar 2019 Jokowi 2 periode. Dua tagar diluncurkan demi melawan tagar 2019 ganti presiden.
Bukan hanya itu saja, reaksi kubu petahana juga menganggap bahwa gerakan 2019 ganti presiden adalah makar. Lewat juru bicara istana, beliau menyatakan gerakan tersebut merupakan makar. Karena beliau menafsirkan bahwa 2019 ganti presiden berarti pukul 00.00 tanggal 1 Januari 2019 mengganti presiden, dan itu adalah tindakan makar.
Baca : Gerakan 2019 ganti presiden adalah makar
Sandiaga Uno dan Emak-Emak
Sandiaga Uno yang merupakan calon wakil presiden dari kubu oposisi, sering kali menyebut kata 'emak-emak' dengan maksud bahwa kaum ibu-ibu sering kali merintih karena mahalnya harga kebutuhan pokok.
Peluru yang diluncurkan kubu oposisi lewat Sandi merupakan serangan sederhana, karena esensi dari peluru tersebut menyasar pada tingginya harga kebutuhan pokok. Namun, pengemasan dengan diksi 'emak-emak' membuat serangan tersebut terlihat ebih variatif.
Baca : Antara Sandi dan Emak-emak
Lantas, reaksi kubu petahana menangkal serangan kubu oposisi adalah menguji argumen Sandi dengan cara belanja dipasar dengan nominal Rp. 100.000 dapat apa?