Mohon tunggu...
Abdul  Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Lainnya - Sarjana Ilmu Pemerintahan

Pengagum Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Seandainya Kamu Memproduksi Kata Maaf Lebih Banyak

24 Maret 2021   13:33 Diperbarui: 26 Maret 2021   20:18 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Dalam perjalanan hidup, sejujurnya pahit sekali ketika aku mengingat tentang dirimu, suatu ketika kadang aku membenci diriku sendiri. Sebenernya ada banyak yang ingin ku ceritakan saat ini, jika mungkin engkau menebak aku ingin bercerita alasan-alasanku dulu, aku tak mungkin bercerita prihal itu, sebab aku tahu menurutmu itu hanya omong kosong saja. Saat ini kita memang mempunyai garis batas masing-masing, aku sadar aku yang punya porsi lebih besar membentuk batas garis itu, akupun mempunyai porsi lebih besar akan tanggung jawab akibat hal itu saat ini. Beberapa kali sejujurnya aku ingin menghilangkan garis itu, namun nampaknya kamu yang membuat garis itu semakin tebal.

Sebenarnya sejak saat itu, aku sangat terpukul dan beberapa kali ingin tidak mencintaimu, tetapi rasanya tidak bisa. Saat ini perasaanku seperti terdampar di masa itu, masa yang selalu aku rindukan. Entah mengapa engkau selalu pandai membuat diriku berandai-andai untuk kembali ke masa itu. Hingga detik ini aku tak bisa masuk atau menyentuh kehidupanmu, sesekali saja jika diizinkan aku ingin menunjukan diri bahwa sifat manusia itu dinamis, seandainya jika kamu memproduksi kata maaf lebih banyak terhadapku, aku bisa menunjukan bahwa aku menjadi baru.

Saat ini menulis adalah cara elegan yang terbaik untuk mengekspresikan semua penyesalanku, dalam tulisan ini aku seperti berbincang-bincang denganmu lewat kalimat-kalimat yang mungkin jika kamu baca ini kalimat yang tidak jelas. Akan tetapi prihal jelas atau tidaknya, aku merasa nyaman dalam tulisan ini, aku merasa bahwa kamu ada dan hadir walaupun tidak dalam wujud nyata bagiku ini sudah cukup.

Pernah suatu ketika beberapa kali aku mengajak kita untuk bertemu, berbincang bertanya kabar masing-masing dan hal-hal apa saja yang kita telah lewati dalam berproses dari perjalanan hidup selama ini. aku paham bahwa aku harus menaruh rasa untuk siap kecewa dalam menerima penolakan. Dan faktanya itu selalu terjadi, kamu selalu menolaknya, tapi tenang saja, aku menerima semua itu dan tak sedikitpun ada benci.

Bahkan aku sangat berterimakasih ketika pesan ku dibalas, namun sesekali ketika melihat update statusmu yang aku nilai kamu sedang bersedih, terkadang aku ingin ada disisimu, tapi aku sadar aku mungkin pernah ada dalam alasan kesedihan update status mu dahulu. Kita paham bahwa kita menginginkan untuk diinginkan oleh orang yang kita inginkan, mungkin kamu dulu ada pada fase ini, dan aku berperan seperti antagonis kala itu. Aku hanya ingin bilang aku minta maaf dan inilah aku sekarang, aku yang terus berproses belajar kehidupan dan kenyataan, meskipun kenyataan yang aku dapat kau tak bisa menoleh ku lagi. Dan aku harap kamu memprooduksi kata maaf lebih banyak dalam hatimu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun