Mohon tunggu...
Abdul Mutolib
Abdul Mutolib Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pegiat literasi

Penulis buku teks pembelajaran di beberapa penerbit, pegiat literasi di komunitas KALIMAT

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencemaskan Generasi Net

29 Juni 2020   10:31 Diperbarui: 29 Juni 2020   10:45 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Probematika ini tidak hanya dialami oleh bangsa Indonesia. Hampir semua negara mengalami permasalahan yang sama di era desrupsi atau perubahan fundamental pada budaya masyarakat akibat kemajuan teknologi. Tetapi di Indonesia terutama, kekhawatiran ini muncul karena minat baca belum tumbuh dengan baik sebelum membanjirnya teknologi digital.

Di negara-negara yang budaya bacanya sudah kuat, kekhawatiran ini seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya tidak terbukti. Buku-buku cetak tetap diminati karena mengikuti tantangan perkembangan teknologi visual dengan desain dan grafis yang menarik.

Di sisi lain, penggunaan smartphone di negara-negara maju lebih untuk kebutuhan aktivitas penting dalam kehidupan mereka.

Bahkan beberapa negara maju seperti Autralia, Korea Selatan, dan Hongkong telah melakukan pembatasan tertentu terhadap penggunaan smartphone bagi anak.

Sementara di negara kita, masih banyak orang membeli smartphone hanya untuk mengikuti tren dan sangat sedikit memanfaatkan aplikasi atau fitur yang tersedia. Penggunaan gawai di kalangan anak-anak pun sangat bebas baik dari segi waktu dan akses terhadap konten.

Ada dua hal minimal yang harus dilakukan oleh bangsa ini untuk menghilangkan kekhawatiran merosotnya minat baca di era disrupsi ini.

Pertama, penyadaran dan pembudayaan membaca buku harus terus digalakkan melalui berbagai program, baik melalui kurikulum sekolah, kampanye di masyarakat, memperbanyak perpustakaan yang hadir di tengah-tengah masyarakat dengan layanan yang baik, mendorong hadirnya buku-buku yang berkualitas yang murah dan mengikuti tantangan perkembangan teknologi visual.

Kedua, perlunya membekali generasi penerus kemampuan menggunakan teknologi digital untuk aktivitas yang positif dan mendukung peningkatan kualitas diri. Inilah yang disebut literasi digital. Ada banyak elemen yang harus diperhatikan dalam literasi digital. Yang terpenting di antaranya kemampuan menjadikan teknologi digital sebagai sumber informasi positif, kemampuan membuat konten informasi yang bermanfaat, dan kemampuan membagikan konten yang bermanfaat.

Tidak mudah memang mewujudkan cita-cita besar dan mulia ini. Tetapi dengan political will dari para pemangku kebijakan dan kerja keras seluruh komponen bangsa, maka tidak ada yang mustahil untuk diwujudkan. Wallahu al- Musta'an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun