Mohon tunggu...
Abd Rahman Hamid
Abd Rahman Hamid Mohon Tunggu... Sejarawan - Penggiat Ilmu

Sejarawan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diaspora Mandar (1) Jalur Bahari dan Migrasi

28 November 2022   19:25 Diperbarui: 29 November 2022   21:22 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Bukanlah pelaut jika menanti redanya ombak, karena justeru ombaklah yang mengantar sampai tujuan”, demikian ungkapan kultural yang melukiskan rona kehidupan bahari Mandar. Bagaimana kaitan antara budaya bahari dengan migrasi? Tulisan ini akan menjelaskan latar dan konteks migrasi Mandar di Kalimantan Selatan.  

Orang Mandar merupakan satu dari enam suku bahari di Indonesia yaitu Bajo (Bajau), Buton, Bugis, Makassar, Mandar, dan Madura. Mereka berperan penting dalam proses integrasi bangsa lewat budaya bahari. Tanpa peran suku-suku bahari, maka negara maritim Indonesia selamanya akan terpisah-pisah oleh laut.

Berdasarkan sumber sejarah lisan (oral history) dan tradisi lisan (oral tradition) tempatan, orang Mandar mulai menetap di pulau-pulau kecil Kalimantan Selatan pada paruh pertama abad ke-20 dan puncaknya pada awal paruh kedua abad tersebut.

Pemilihan pulau-pulau di kawasan itu tak lepas dari aktivitas pelayaran dan perdagangan. Pada paruh pertama abad ke-20, pelaut Mandar dengan perahu jenis lete sibuk mengarungi Selat Makassar dan Laut Jawa mengangkut dan memperdagangkan kopra dari pantai barat Sulawesi ke pelabuhan-pelabuhan di Jawa Timur seperti Gresik, Pasuruan, dan Surabaya.

20221106-062039-6384ac2708a8b52fe3411482.jpg
20221106-062039-6384ac2708a8b52fe3411482.jpg
Dalam pelayaran itu, mereka singgah mengambil air bersih, memperbaiki perahu, dan atau berlindung di pulau-pulau kecil saat kondisi laut tidak mendukung untuk melanjutkan pelayaran. Walhasil, mereka mengetahui dengan baik kondisi pulau-pulau yang dilewati atau disinggahinya.

Pada awal abad ke-20, ketika pemerintah kolonial Belanda menerapkan wajib pajak bagi setiap penduduk, sebagian orang Mandar meninggalkan kampungnya menuju pulau-pulau di Kalimantan Selatan yang sudah mereka kenal pada saat berlayar.  

Camat Pulaulaut Selatan, Muhammad Yusuf (usia 56 tahun), mengatakan bahwa kakeknya Puang Seseang lahir di Pambauwang Majene akhir abad ke-19 tiba di Pulau Kerayaan tahun 1938. Salah satu anaknya adalah Abdullah Kanna Sitiaming. Ia pindah dan kemudian diangkat menjadi Son Tjo (kepala kampung) di Tanjung Pelayar sesuai beslit No.2 tanggal 9 Juni 1942. Pada tahun 1947, sesuai keputusan Residen Borneo Selatan No.24/I/17 tanggal 9 Mei, dia diangkat menjadi kepala kampung tersebut.

Menurut Yusuf, sebelum kedatangan orang Mandar, di Tanjung Pelayar banyak dihuni oleh orang Banjar. Mereka menjual tanahnya kepada orang Mandar, kemudian pindah ke daerah Lontar, Kecamatan Pulaulaut Barat.  

Keturunan Mandar lain, Burhanuddin (usia 53 tahun), sekarang sekretaris Kecamatan Pulaulaut Selatan, mengatakan bahwa mulanya Tanjung Seloka dihuni oleh orang Bajo. Ini merujuk pada asal kata “seloka” dari bahasa Bajo yang berarti kelapa. Kini orang Bajo ditemukan di Desa Rampa, Kecamatan Pulaulaut Utara.

Keterangan di atas menunjukkan sebelum orang Mandar bermukim di sana, sudah ada orang Banjar dan Bajo yang mendiami pulau-pulau di Kalimantan Selatan. Sekarang, di beberapa pulau kecil seperti Kerasian, Kerayaan, dan Kerumputa hampir semuanya adalah orang Mandar.

Menurut sumber lisan yang dihimpun di lapangan (4-12 November 2022), khususnya pulau-pulau di Kabupaten Kotabaru, ditemukan bahasa Mandar sebagai alat komunikasi sehari-hari penduduk setempat. Di Pulau Kerumputan misalnya, kendati ada orang Banjar yang sudah menikah dengan orang Mandar, namun hampir tidak didengar komunikasi dalam bahasa Banjar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun