Mohon tunggu...
Abdi Dharma
Abdi Dharma Mohon Tunggu... -

Menulis di Kompasiana untuk menyalurkan hobi & berbagi info..(http://infoterpenting.blogspot.com/). Hobi lainnya adalah berenang, yoga, membaca, bersepeda, bermain (& mengajar) gitar, keyboard, biola. meditasi, dan aktifitas kreatif lainnya. Aktifitas internet saya bisa dilihat di sini http://www.youtube.com/watch?v=tBAVn3pkRkE\r\nhttp://www.youtube.com/user/meditasiplus#p/u\r\nhttp://www.youtube.com/user/thursanhakim\r\nhttp://www.youtube.com/user/lesmusiktercepat\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dimaki Monyet Lelaki Ini menjadi Lebih Kejam dari Monyet, Dia Memutilasi Selingkuhannya

23 April 2016   06:44 Diperbarui: 23 April 2016   07:24 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini cerita Kusmayadi alias Agus terduga pemutilasi pasangan selingkuhnya yang bernama Nur Atikah yang ditangkap tim gabungan di kawasan Surabaya, Jawa Timur. Agus saat ini sedang menjalani proses pemeriksaan intensif di mapolda Metro Jaya.

Seperti telah saya uraikan di dalam tulisan saya sebelumnya, seorang pria beristri yang menjalin hubungan gelap dengan WIL (Wanita Idaman Lain) dan sampai berbuah kehamilan akan menjadi kelabakan dan panik jika dimintai pertanggungjawaban.  Masalahnya adalah pria tsb sangat takut kalau rahasia perselingkuhannya terbongkar pihak keluarga dan masyarakat.

Begitulah kepanikan yang dialami oleh Agus ketika Nur Atikah meminta pertanggungjawaban atas kehamilannya yang sudah berusia 7 bulan. Kepanikan akan menghilangkan akal sehat seseorang dan akan memotivasi orang tsb untuk berbuat apa saja agar aibnya tidak ketahuan.

Agus tidak hanya panik tetapi juga mengalami ledakan emosi ketika Nur Atikah meminta pertanggungjawaban dengan marah-marah dan puncak emosi Agus terjadi pada saat Nur Atikah marah-marah dengan menyebut Agus monyet.

Cerita Agus selengkapnya begini: Sebelum Agus membunuh Nur Atikah di rumah kontrakan milik H Malik di Telagasari, Cikupa, Tangerang, pada Minggu pagi, 10-4-2016) lalu, terjadi pertengkaran untuk ke sekian kalinya. 

Saat itu Agus yang bekerja sebagai kepala rumah makan padang Gumarang, tanpa sepengetahuan karyawan lain datang menemui Nur Atikah di rumah kontrakan  dengan membawa nasi bungkus.  Agus biasa bolak-balik dari tempat kerjanya ke rumah kontrakan untuk menjenguk Nur Atikah.

Menurut Agus yang ternyata diketahui memiliki banyak selingkuhan ini (poli selingkuhan), kedatangannya yang bermaksud menawarkan nasi bungkus kepada Nuri, malah disambut dengan raut muka masam dan kemarahan.

Nur Atikah dengan marah-marah bertanya kepada Agus kapan akan ke rumahnya untuk melamar. Agus mengatakan kekasih gelapnya yang sedang hamil 7 bulan ini maunya buru-buru dilamar.  Menghadapi kemarahan Nur Atikah, Agus kembali ke tempat kerjanya.

Sekitar setengah jam kemudian Agus kembali ke rumah kontrakan untuk menjenguk kekasih gelapnya tsb.  Pertengkaran kembali terjadi dan kali ini dalam kemarahannya Nur Atikah menyebut Agus dengan kata: “Dasar monyet.” Setelah cacian tsb, Nur Atikah mendorong Agus ke pintu sampai jatuh.

Agus yang tak dapat menahan emosinya kemudian berdiri lalu memiting leher korban yang sedang berdiri. Agus memiting leher Nuri dengan sekuat tenaga menggunakan kedua kakinya, sambil kaki kanannya menjegal kaki kanan korban. Akhirnya Nur Atikah tewas di tempat.

Merasa panik dengan tewasnya Nur Atikah, Agus segera  meninggalkan kontrakan dalam keadaan terkunci tapi pada malam harinya, Agus kembali ke rumah kontrakan dan memutilasi mayat korban seperti yang telah diberitakan.

Kasus Agus ini harus menjadi pelajaran bagi para lelaki dan wanita yang suka selingkuh.  Lelaki yang sudah berkeluarga dan kemudian berselingkuh dengan wanita sampai hamil memang sangat sulit diminta pertanggungjawaban.

Lelaki seperti Agus yang sudah berkeluarga tapi ternyata memang hobi mengoleksi selingkuhan punya kecenderungan kuat untuk tidak bertanggung jawab. Dia hanya ingin mencari kesenangan dan sangat takut kalau perbuatan aibnya itu akan ketahuan keluarga dan masyarakat.

Rasa takut menimbulkan kepanikan yang memicu timbulnya niat untuk berbuat apa saja agar aibnya tidak ketahuan.  Kepanikan juga membuat seseorang kehilangan kontrol untuk menahan emosi. 

Itulah yang terjadi ketika Agus didorong oleh selingkuhannya sampai jatuh dan dibilang monyet. Kepanikan dan ledakan emosipun menjadi tidak terkontrol. Ledakan emosi mendorongnya untuk membunuh dan kepanikan mendorongnya untuk memutilasi tubuh korban.  Ah, ternyata Agus yang terancam hukuman mati ini lebih kejam daripada monyet.

Mungkin pembunuhan ini tidak akan terjadi jika perlingkuhan tsb tidak berbuah kehamilan. Akan tetapi memberi saran kepada orang yang berselingkuh agar jangan sampai hamil tentu bukanlah saran yang bijaksana.

Sumber: detik.com 22-4-2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun