Mohon tunggu...
Abdy Busthan
Abdy Busthan Mohon Tunggu... Administrasi - Aktivis Pendidikan

Penulis, Peneliti dan Dosen

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Martin Heidegger (1889-1976)

25 Januari 2019   07:39 Diperbarui: 25 Januari 2019   08:02 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sama halnya dengan Max Scheler (1874-1928) yang mengatakan: "Manusia itu pesta pendek dalam evolusi hidup, dan sejarah manusia itu tertenun dalam proses perkembangan Allah sendiri". 

Tradisi humanistik sering di tolak, tetapi ini tidak berarti bahwa tradisi mistik yang sering mempunyai perangai religius yang di pilih. Seringkali kedua-duanya di tolak, karena masih adanya kemungkinan ketiga, yaitu bahasa sendiri yang dipandang sebagai suatu subjek.

Tradisi Logosentris, berasal dari zaman prasokratis dalam kebudayaan Yunani sebelum tahun 500 SM. Tradisi ini terbentuk dari logos yaitu: kata dan bahasa. Dalam zaman ini, orang cenderung berpendapat bahwa pengarang-pengarang harus mendengarkan 'Mousa' yaitu keilahian yang memberi inspirasi. 

Heidegger berpendapat di sini bahwa 'berbicara' memang tidak terjadi oleh manusia. Bahasa yang berbicara, bukan manusia. Ada sesuatu yang lebih besar dari manusia yaitu bahasa. Jika manusia berbicara, dia terpaksa berbicara di dalam struktur-struktur bahasanya. 

Sebabnya, manusia ditangkap oleh bahasa. Demikian halnya jika manusia itu berpikir, maka dia terpaksa akan berpikir dalam struktur-struktur dan kategori-kategori dari bahasanya. Seperti apa yang pernah dikatakan oleh Novalis (1772-1801) bahwa: "Bahasa melucu dengan manusia". Sementara kata Mallarme, "Yang berbicara itu kata sendiri". Sedangkan Lacan mengatakan bahwa, "Subjek lebih dikatakan daripada berbicara sendiri"

Semoga bermanfaat
Salam..Wassalam..Hormat di Bri


Sumber Buku: Busthan Abdy (2018). KRISTUS Versus tuhan-tuhan POSTMO. Kupang: Desna Life Ministry

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun