Seperti halnya Situs Ndalem Pojok ini. Terletak di Dsn Kerapak, Ds Pojok, Kec Wates Kabupaten Kediri. Tidak jauh dari rumah saya (berjarak -+ 2 KM). Disejarahkan situs ini adalah tempat atau rumah ke 2 Soekarno masa kecil.

Setelah di beri nama Soekarno, ayah angkat mengatakan "bocah iki mbesok bakal dadi kembange jagad" (anak ini kelak akan menjadi bunga dunia). Namun pernyataan ini ditentang oleh Sukeni ayah kandung dari Soekarno. Karna menurut pengerian Jawa Arti "kembang jagad" berbau dengan kejelekan. Kembang Lambe (bahan pembicaraan orang), kembang amben (orang sakit yang tergeletak di tempat tidur).
Singkat cerita, keluarga Ndalem Pojok inilah yang berperan menikahi Soekarno dengan Inggit istri ke dua. Karena keluarga Blitar (Sukeni) merasa malu perihal saat itu Soekarno masih menjadi suami dari Utari. Tak lain putri HOS. Cokroaminoto.
Hal ini diperkuat juga buku karya Ramadan K.H berjudul 'Ku Antar Ke Gerbang Kemerdekaan'Â yang menceritakan bagaimana pernikahan dan kehidupan Inggit selama mendampingi Sukarno muda kala itu.
Adapun suasana Situs Ndalem Pojok ini sangat asri dan tenang. Â Bangunan yang mempunyai luas 1 hektar ini berbeda dengan bangunan yang ada di sekitarnya.
Rumah yang bernuansa Joglo membuat bangunan terlihat masih tradisional. Di halaman depan tumbuh pohon bunga kantil yang berumur ratusan tahun dan dibalut oleh kain bermotif kotak hitam putih. Hal ini menambah keasrian dan sakral.

"Menurut Kushartono, yang juga cucu dari Sumosewojo ini, Ndalem Pojok memiliki nuansa tempo dulu yang kental. Terdapat lampu gantung yang sudah dimodifikasi dengan dop listrik, juga banyak foto-foto BK terpajang di dinding. Di ruang tamu itu pula terdapat sebuah etalase yang memajang koleksi Bung Karno.
Beberapa koleksi itu di antaranya tongkat, tasbih, wayang, dan buku-buku yang pernah dibaca serta buku-buku tentang diri Bung Karno. Lalu rumah bagian belakang berdinding kayu, dengan atapnya yang tinggi dan jendela besar yang menjadi ciri khas rumah era abad-18. Di tempat ini juga ada sebuah kamar yang diyakini pernah ditiduri oleh Bung Karno."


