Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Seniman - Belajar menulis

Mencoba belajar dengan hati-hati, seorang yang berkecimpung di beberapa seni, Tari (kuda lumping), tetaer, sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepertiga Malam Aku Berlindung di Bawah Terik Gigil

21 Oktober 2020   06:17 Diperbarui: 21 Oktober 2020   06:34 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepertiga Malam Aku Berlindung Di Bawah Terik Gigil
_________

Kita mengimani persatuan
Tapi kita tidak mengamini perbedaan
Yang ada hanya lahirnya perseteruan
Sentuh pelan nurani yang perlahan merunduk malu

Oh persatuan macam apa yang tengah kita rindu
Ranum kata-kata puluhan desah yang melata pelan hanya menjadi fatalomorgana
Geram aku mencicipi garangnya isi dada tanpa genggaman yang erat

Bagiku persatuan hanya cerita anak muda yang berjuang merebut pusaka terhormat
Memang hangat tapi pengap masih menyelimuti keramain mata

Sayang. Aku lupa mebangun puisi untukmu bernaung di tengah keaadaan yang semakin tak wajar
Aku lupa cara mencintaimu dengan rasa
Sebab hati usai ku tanam dalam satuan cinta yang memang hampa

Aku tidak mau terlalu jauh terhanyut dalam sesal
Sebab ini adalah pijak yang masih menititipkan tinta dalam buku sejarah hayat

Sayang. Aku mau kita bersatu
Mengakui perbedaan tapi tidak saling menyerang
Mengimani cinta lalu mengamini rasa yang mengalir dalam lorong waktu tanpa jeda

Kediri, 21 Oktober 2020
Buah karya: Abdul Azis Le Putra Marsyah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun