Mohon tunggu...
Abang Suher
Abang Suher Mohon Tunggu... Penulis - Tulis yang kamu kerjakan, kerjakan yang kamu tulis

Tinggal di Parepare, kota Pendidikan di Sulawesi Selatan, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Denny Siregar, Telkomsel, dan Kadrun

30 Juli 2020   09:03 Diperbarui: 30 Juli 2020   09:11 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Khususnya, kasus Denny Siregar. Posisi pelanggan kelihatannya berada pada posisi yang lemah. Penanganan kasus pencurian data pribadi miliknya, terkesan ringan meski Denny sendiri sudah menggalang empati dan berteriak keras di media sosial. 

Kasusnya terhenti hanya kepada pelaku pencuri yang nota bene bagian dari sub sistem perusahaan Telkomsel itu sendiri. Telkomsel merasa senasib dengan Denny, sebagai "korban" yang dirugikan. Alhasil, Telkomsel hanya cukup meminta maaf kepada Denny Siregar, sesama korban. Pihak berwajib hanya memproses pelaku pencurinya saja.

Apakah dalam kasus ini, perusahaan tidak termasuk lalai? Kelihatannya belum ada regulasi yang dapat menjelaskan kelalaian perusahaan telekomunikasi terkait hal tersebut. Meskipun demikian, saya setuju dengan pernyataan Arief Poyuono melalui antaranews.com (14/7/2020). Ketua Federasi Serikat Pekerja BUMN sekaligus politisi Gerindra ini menilai kasus kebocoran data pribadi Denny Siregar di Telkomsel bukan kasus sembarangan, sehingga perlu perhatian serius.

"Ini bukan kasus sembarangan lho. Bukan persoalan siapa tersangkanya. Tetapi anda bayangkan saja, seseorang bisa mencomot data penting di Telkomsel yang bisa saja untuk kepentingan politik dan tujuan tertentu," kata Arief. Menurutnya, Kasus itu jangan dilihat biasa-biasa saja, karena bukan hanya menyangkut sektor telekomunikasi yang merupakan sektor strategis. "Bisa jadi, percakapan Menteri sampai Presiden bisa saja disadap," pungkas Arief.

Kekhawatiran Arief Poyouno ini dapat mewakili perasaan pelanggan telekomunikasi seluler lainnya. Jangan-jangan, data pribadi kita -- mulai dari identitas, pesan singkat, foto, video, bahkan percakapan kita -- yang terekam melalui kecanggihan teknologi komunikasi informasi dapat berpindah tangan, tanpa sepengetahuan kita. Siapa yang bisa menjamin, data-data kita melalui teknologi digital ini terjamin kerahasiaan dan keamanannya?

Isu Kadrun

Jika melihat postingan Denny Siregar di akun facebooknya tertanggal 13/7/2020, Denny menulis judul "perang besar akan dimulai". Di situ, Denny mengurai bahwa membersihkan kadrun di dalam perusahaan besar, tidak bisa hanya teriak-teriak di sosmed.

Menurutnya mereka "kadrun" sudah lama di perusahaan. "Sudah berakar dan beranak pinak. Bahkan membangun perkumpulan karyawan yang bisa menekan direksi. Atau memainkan isu lewat majelis agama yang sudah lama mereka bangun di sini," tulis Denny mempersepsi pengaruh orang yang disebutnya kadrun.

Pernyataan Denny Siregar menohok. Kasusnya langsung dialamatkan kepada kelompok yang selama ini selalu diserangnya sebagai kelompok politik identitas Islam yang salah. 

Entah dasar apa Denny Siregar mengambil kesimpulan seperti itu. Nampaknya, Denny Siregar sedemikian kronis membenci kelompok ini. Sebagai buzzer politik, Denny berhasil menggunakan istilah kadrun sebagai senjata pamungkas dalam mengkapitalisasi kepentingan politiknya. Kadrun menjadi isu strategis yang sering digunakannya untuk memojokkan lawan-lawan politiknya.

Kadrun adalah akronim dari kadal gurun, yaitu binatang yang hidup di Timur Tengah di gurun pasir. Istilah ini muncul di tengah-tengah perseteruan politik pada Pilkada DKI Jakarta hingga Pilpres 2018. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun