Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Teluk Aden dan Perompak Somalia, Arena Adu Gengsi Pasukan Komando Dunia

18 April 2011   00:00 Diperbarui: 26 April 2019   10:35 2239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perompak Somalia tidak seperti perompak bangsa Viking yang berwajarah seram dengan kacamata sebelah mata. Perompak Somalia itu tidak juga mirip dengan bajak laut dalam film The Pirates of The Carribian yang jenaka. Perompak Somalia ternyata ada dalam 4 (empat)  kelompok, setiap kelompok itu memiliki ciri khasnya masing-masing.

Dari ciri khas atau teknik melakukan perompakan akan dapat diketahui dari kelompok mana yang melakukan aksi tersebut. Dengan mengenal ciri khas dan kelompok mana yang melakukan aksi perompakan maka kita akan dapat menyiapkan opsi apa  untuk melakukan tindakan yang tepat, apakah perlu negosiasi atau malah harus disikapi secara represif?

Baik tindakan represif maupun negosiasi harus punya beberapa opsi, paling tidak 2 opsi. Tujuannya agar tidak kehabisan akal jika sebuah tindakan dilakukan namun tidak membuahkan hasil maka langusng ada opsi berikutnya yang lebih intensif baik utuk represif maupun negosiasi.

Sebelum kita kaji apa yang akan dilakukan oleh Pasukan Komando kita yang beranggotakan 401 orang  akan  siaga di Kerajaan Oman, baiknya kita mengenal lebih dulu secara umum lokasi perompakan dan profil perompak Somalia dalam beberapa penjelasan berikut.

Lokasi Berbahaya di Perairan Somalia.

Perairan Somalia sepanjang 3330 Km membentang dari perbatasan Kismayo dan  Kenya sampai perbatasan Djibouti di Teluk Aden. Saat kejadian berlangsung, posisi Kapal Sinar Kudus beserta 20 ABK nya berada di sekitar Samudera Hindia dan  Laut Arab, yaitu 350 Km dari pulau Suqutra. Di sinilah kapal itu diserang perompak. Posisi Kapal yang berangkat dari Indonesia (Makassar) menuju Roterdam memang  harus melewati jalur itu (supaya efisien) jika ingin memasuki Terusan Suez dan Laut Merah  (dari teluk Aden) dan menuju ke Eropa, misalnya ke Belanda (Rotterdam).

Areal yang paling berbahaya di perairan Somalia itu sebetulnya dapat disiasati jika Kapal Sinar Kudus tidak terlalu merapat ke perairan Somalia. Mungkin akan sedikit memakan waktu dan sedikit menambah biaya jika kapal itu menjauhi pulau Suqutra. Tapi yang terjadi adalah kapal tersebut mendekati perairan berbahaya tersebut sehingga terjadilah peristiwa yang paling ditakuti oleh para Nahkoda kapal niaga seluruh dunia terhadap perompak Somalia.

Panjang areal perairan Somalia yang adalah 2000 mil laut dengan lebar 380  mil dari bibir pantai daratan Somalia. Selain itu, di pintu masuk Teluk Aden, terdapat  daerah super rawan dengan panjang 640 mil dengan lebar rata-rata 50 mil.

Pulau Squtra sendiri, meskipun milik Yaman tapi pulau itu lebih banyak dihuni oleh nelayan Somalia. Tidak tertutup kemungkinan para gengster Somalia memantau situasi lalulintas laut dari berbagai penjuru (Laut Arab, Perairan Somalia, Lautan Hindia dan Teluk Aden)  dari lokasi strategis ini. Informan yang berafiliasi dengan orang Yaman di pulau tersebut memberi informasi via GPS  dan radio UHF tentang situasi dan kondisi perairan kepada para penyerang untuk melakukan serangan pada titik tertentu.

Ada 8 (Delapan)   titik lokasi  yang menjadi sarang gengster perompak Somalia antra lain adalah :

  • Gulf Aden Attack Zone (masuk Somali Land). Lokasinya di dalam areal Teluk Aden berbatasan dengan Yaman. Lebar areal rata-rata 50 mil dan panjang 100 mil. Kapal yang dirampas di daerah ini akan di bawa ke kota Pelabuhan Bosaso.
  • Mongadishu Attack Zone (masuk Puntland). Areal mereka adalah Puntland.  Lokasi (lapak) daerah kekuasaan  berada antara 100 mil -600 mil dari perbatasan Kenya hingga ke arah Timur perairan Somalia atau menuju ke arah Teluk Aden. Kapal  yang ditangkap akan disandarkan di pelabuhan Mongadishu dan awaknya di sandera ke lokasi yang rahasia di dekat pelabuhan Mongadishu.
  • Somalia Stay Away Zone. Lokasinya berada di pantai  Somalia. Areal antara 170 - 300 mil dari lepas pantai Somalia bagian Utara.
  • Eyl Ransome Zone (masuk Puntland).  Ini adalah lokasi paling berbahaya diantara sejumlah lokasi. Lokasi ini menjadi pusat logistik dan informasi bagi para perompak yang bertugas menyerang kapal yang dilaporkan oleh pemberi informasi.
  • Hobyo Ransom Zone (masuk Puntland). Lokasinya dekat kota Pelabuhan Hobyo dan Mudug di  perairan Somalia selebar 50 Km dan panjang sejauh 600 Km dari bibir pantai ke arah Lautan Hindia.
  • Haradhere Ransom Zone  (masuk Puntland). Sebuah kota dekat Hobyo. Kota  Haradhere ini bukan kota pelabuhan sehingga kapal yang mereka bajak akan di bawa ke Hobyo.
  • Mogadishu Mothership Home Port. Areal operasinya seluas 250 mil laut dari kota Mongadishu dan menguasai areal Samudera  Hindia pada jangkauan lebar 50 mil laut.
  • Bosaso Zona. (masuk Somali Land). Adalah sebuah kota pelabuhan besar di Somalia setelah Mongadishu. Kota ini adalah kota paling menyenangkan para perompak karena luas daerah yang sempit di sekitar pantai Yaman menjadi lahan yang sangat baik untuk bergerak cepat merampok kapal yang sedang melintas areal sempit tersebut.

Di seluruh zona berbahaya di atas,  para penyerang berusaha mencapai titik koordinat yang telah ditentukan oleh pemantau untuk melakukan penyergapan. Mereka melakukan serangan dengan cepat sekali menggunakan kapal motor kecil yang cepat. Mereka menembaki kapal secara langsung. Lalu memasang tangga atau tali tambang untuk memanjat kapal dan akhirnya menghunus senjata ke Nahkoda dan ABK. Lantas kapal diambil alih oleh "Nahkoda Somalia" untuk di bawa ke  pelabuhan salah satu Zona tersebut di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun