Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mobil Ambulans Tidak Perlu Dikawal "Voorijder Dadakan" dan Pengantar Jenazah Agresif

21 Juni 2021   03:45 Diperbarui: 16 Agustus 2021   16:13 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain, voorijder dadakan memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Meliuk-liuk "membelah" keramaian jalan sambil melihat kiri dan kanan dan sekali-sekali ke belakang melihat ambulan yang dibelakangnya lolos kemacetan sehingga lekas tiba di tujuan.

Ruang jalan yang telah lebar dilalui ambulans seakan masih kurang lebar. Terlambat menepi risikonya tinggi.  Mobil lecet, kaca spion patah atau bodi peyot.

Jika terjadi kecelakaan dalam pengawalan amatiran seperti itu, pada siapa meminta pertanggung jawaban?  Nyaris tidak ada yang perduli.

Namun itu tidak seberapa dibandingkan dengan potensi bahaya yang bisa terjadi pada orang lain. Beberapa pengendara motor wanita ada yang sampai terjatuh akibat grogi.

Meskipun menjadi Voorijder dadakan spontanitas tapi pengantaran dan pengawalan seperti ini TIDAK dibutuhkan. 

Tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, siapapun kini tahu, mobil ambulans yang sedang menjalankan tugas (tidak termasuk ambulans membawa batu). 

Ambulan tidak perlu lagi dikawal voorijder dadakan apalagi dikawal sekelompok pengantar jenazah agresif pembuat anarkis, penganggu ketertiban di jalan raya mirip cara-cara peradaban primitif.

Tentu saja tidak semua pengantar jenazah itu agresif tapi pertunjukan primitif itu kini semakin parah terjadi saat mengantar jenazah.

Hukum rimba di jalan raya telah lama dipraktekkan rombongan convoi manapun di negeri ini tapi hukum rimba seperti ini tidak tepat dipraktekkan dalam acara antar jenazah ataupun saat kawal ambulan.

Jika arwah jenazah dapat melihat pasti mereka TIDAK butuh jenazah mereka dikotori kebencian, anarkis dan premanisme oleh sekelompok orang dalam pelepasan mereka ke tempat peristirahatan terakhir.

Berikut contoh pengotoran terhadap jenazah oleh pengantar dan pengawal jenazah di beberapa lokasi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun