Terkait potensi hadirnya vaksin palsu, Polisi Internasional (Interpol) yang bermarkas di Prancis jauh-jauh hari pada 3 Desember 2020 telah menerbitkan peringatan serius kepada 194 negara anggotanya agar mewaspadai jaringan kriminal dunia mafia penjual vaksin palsu melalui penjualan online maupun penjualan secara langsung.
"Saat pemerintah (sejumlah negara) bersiap meluncurkan vaksin, organisasi kejahatan internasional berencana menyusup dalam rantai pasokan. Jaringan ini juga menargetkan masyarakat yang tidak menaruh curiga pada web penjualan vaksin palsu yang dapat menimbulkan risiko kesehatan bahkan jiwa mereka," ujar Jurgen Stock, Sekjen Interpol asal Jerman tersebut melalui laman Interpol pada 2 Desember 2020 lalu.
Faktanya memang seperti itu, apa yang dikhawatirkan Interpol jadi kenyataan, pelan tapi pasti mafia pengedar vaksin covid-19 mulai beraksi secara tertutup maupun terang-terangan.
Pada awal Februari 2021 di Tujuana, sebuah kota bagian utara Mexico, vaksin Covid-19 buatan BioNTech-Pfizer dijual secara online. Produk tersebut muncul dalam iklan media sosial Facebook.
Alonso Prez Rico, pejabat kesehatan setempat mengingatkan warganya agar tidak membeli vaksin tersebut sebab vaksin Pfizer disimpan dalam kemasan steril dalam suhu ekstim dingim, minus 70 derajat celsius.
"Jangan beli air mineral paling mahal di dunia dan berbahaya itu, bisa membuat anda sakit," ujarnya mengingatkan warganya.
Sebuah klinik swasta di kota Monterey negara bagian Nuevo Leon telah terbukti menawarkan penjualan vaksin secara terbuka. Tujuh orang telah ditangkap akibat menjual vaksin palsu Pfizer seharga 40.000 peso (US $2000).
OCCRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project) melalui lamannya di sini melaporkan temuan Kantor Anti-Penipuan Eropa (OLAF) tentang muculnya kelompok mafia yang ingin menipu dengan cara menjual vaksin pada sejumlah negara Eropa.
"Mungkin mereka menawarkan pembelian vaksin dalam partai bersar, lalu mengirimkan sampel dan menerima uang muka tanda jadi, lalu mereka menghilang bersama uang tersebut," ujar Ville Itala, General Manager OLAF pada pertengahan Februari 2021 menanggapi adanya kasus penipuan seperti itu pada beberapa negara Eropa.
Reuters edisi 15 Februari 2021 melaporkan, pemerintah China telah menggulung sejumlah sindikat peredaran vaksin palsu. Sebanyak 70 orang terkait 21 kasus vaksin palsu telah ditangkap sejak awal peluncuran vaksin awal 2021.
Salah satu geng sindikat tersebut pimpinan (nama belakang) Kong telah meraup keuntungan sebesar 18 juta yuan (US $ 2,8 juta) dari hasil penjualan 58.000 dosis vaksin palsu yang ternyata berisi larutan air mineral atau air garam.
Masih dari sumber di atas, ditemukan juga bukti vaksin palsu dijual ke rumah sakit di China dalam inokulasi darurat atau diselundupkan ke luar negeri dengan harga sangat mahal.