Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bahaya jika Turki Memaksakan Kehendaknya di Laut Aegea

26 Agustus 2020   22:18 Diperbarui: 29 Agustus 2020   11:45 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi armada AL Turki di perairan Aegea. Sumber: hellasfrappe.blogspot.com

Pada 14 Agustus 2020 lalu salah satu kapal perang Turki (Kemal Reis) bersenggolan dengan sebuah kapal frigat Yunani (Limnos) di perairan Medirterania timur. Peristiwa itu terjadi setelah Limnos berusaha mendekati sebuah kapal "Navtex" navigasi dan ramalan cuaca  Turki (Oruc Reis) yang sedang dikawal oleh beberapa kapal perang Turki.

Meskipun peristiwa itu dianggap oleh Yunani insiden kecil tetapi bagi Turki itu peristiwa serius. Presiden Reccep Toyip Erdogan menanggapi berapi-api mengingatkan "siapapun yang menganggu kapal 'Oruc Reis' akan membayar harga yang tinggi," ujarnya ditujukan pada Yunani.

Sejak saat itu kawasan tersebut dipenuhi puluhan kapal perang kedua negara memancing AS mengirimkan sebuah kapal perang The USS Hershel Woody William di dekat pulau Kreta mencegah pecahnya kembali perang ke dua negara.

Dalam perkembangan terkini Yunani, Perancis, Siprus (Yunani) melakukan latihan perang di kawasan tersebut. Sementara Turki dan Uni Emirat Arab akan melakukan latihan bersama melibatkan satuan angkatan laut dan udara di pulau Kreta sebuah pangkalan milik Turki.

Bara api pertikaian antara Turki dan Yunani sesungguhnya tersimpan sangat lama dalam banyak hal. Jika dirunut ke belakang pada sejarah masa lalu akan sangat panjang lebar untuk diurai. 

Mengacu pada sejarah paling "dekat" jaman imperium Bizantium melawan dinasti Seljuk di kawasan Anatolia pada abad ke 10 hingga 13 pun masih terasa panjang untuk diurai.

Kita ambil saja acuannya pada peristiwa "terdekat" perjanjian Italia dengan Sekutur (1947) yang menyerahkan puluhan pulau di sekitar timur mediterania tepatnya sepanjang kawasan laut Aegea kepada Yunani.

Mengapa diserahkan Italia kepada Yunani, mengapa bukan Turki? Inilah sekelumit gambaran latar belakang atau sebabnya.

Secara geografis sejumlah pulau yang dimiliki Yunani di sana lebih dekat dengan daratan Turki. Akan tetapi tidak serta merta menjadi milik Turki karena berdasarkan peristiwa terkini yakni hasil kesepakatan pihak yang kalah dalam perang Dunia ke 2(PD2) yakini Jepang, Jerman dan Italia salah satunya mengurus tentang penyerahan daerah (pulau-pulau yang mereka duduki).

Berdasarkan "Perjanjian Perdamaian dengan Italia" pada posisi kalah perang dengan pihak sekutu pada 10 Februari 1947 menyebutkan Italia (yang telah menduduki pulau-pulau di laut Aegea sejak 27 April 1912) "menyerahkan" pulau-pulau yang disebut "Dodecanesse Island" kepada Yunani (bukan kepada Turki).

Padahal dalam perjanjian Lousanne setebal 43 halaman yang ditanda tangani Turki pada 24 Juli 1923 di Swiss sebagai pihak kalah perang dunia pertama  Turki (masih kerajaan Ottoman Turki) pada pasal 15 mencantumkan penolakan Turki pada pendudukan Italia di kawasan yang disebut "Dodecanesse Island."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun