Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bu Susi, Tolong Rehabilitasi Garuda Indonesia

11 Desember 2019   09:44 Diperbarui: 11 Desember 2019   10:00 2037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Kompas.Com/Manado.Tribunnews.com

Seorang mantan Menteri jadi Gubernur atau Dirut BUMN turun kelas ? Oh tidak, buktinya Kofifah Indar Parawansa jadi bukti menjadi Gubernur Jawa Timur saat ini. Lalu ada Anis Baswedan, mantan Menteri Pendidikan jadi Gubernur DKI saat ini. Sementara Nur Mahmudi Ismail mantan Menteri Kehutanan malah biasa-biasa saja menjadi Walikota Depok.

Maka tak jadi masalah jika Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan dipercayakan untuk membenahi penyakit kronis yang telah lama melanda sebuah BUMN yakni maskapai Garuda Indonesia. Terlebih lagi ketika Direktur Utama (Dirut) maskapai sebelumnya tidak saja terlibat penyelundupan moge Harley Davidson tapi juga diduga terkait aneka peristiwa pelecehan seksual.

Babak baru masalah Dirut Garuda Indonesia semakin terbuka lebar akibat terbongkarnya banyak kasus dalam tubuh BUMN itu, salah satunya dugaan pelecehan seksual. Dugaan ini muncul berdasarkan serangkaian papan bunga yang hadir di seputaran kantor pusat Garuda Indonesia mengucapkan rasa gembira atas nama "korban pelecehan" direksi Garuda Indonesia.

Tampaknya kerugian Garuda Indonesia selama ini tidak lepas dari persoalan mental dan manajemen yang telah lama bersemayam di sana. Praktek mempermudah urusan melalui pelanggaran SOP serta praktek menjaga "proyek" masing-masing berkaitan dengan kebutuhan BUMN itu tampaknya sudah lama terjadi.

Jika sekarang Garuda Indonesia ingin dibenahi kembali tidak mungkin dibenahi dari titik nol hingga membongkar ke akar rumput. Setidaknya harus dilakukan pembenahan dari tingkat Dirut, Direksi dan kepala bagian masing-masing serta bagian internal audit yang selama ini paling krusial menjadi penanggung jawab pengawasan BUMN tersebut.

Mengacu pada sebuah laman Garuda Indonesia disebutkan dengan jelas peranan Internal Audit G.I di sini  berisi "Piagam" Organisasi Internal Audit (IA).

Organsisasi ini dibentuk oleh Surat Keputusan Dirut. Dipimpin oleh kepala unit Audit Internal yang berkedudukan di kantor pusat dan bertanggung jawab terhadap Direktur Utama.

Pada Bab 3, Tugasnya antara lain : melakukan Pemeriksaan dan Penilaian atas efisiensi dan aktifitas dibidang akuntansi, operasional, keuangan, SDM, Pemasaran, IT dan lainnya. Hebat betul bukan?

Sementara salah satu wewenangnya adalah melakukan komunikasi langsung dengan Dirut, Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Audit. Amboi.. betapa hebatnya tugas tersebut bukan?

Jika sudah dijalankan tentu ada buktinya terarsip tentang temuan-temuan penyalah gunaan hak, wewenang dan tanggung jawab bagian-bagian yang disebutkan dalam tugas IA. Dan jika sudah dikomunikasikan dengan pihak terkait termasuk Dirut tetapi tidak memberi perubahan maka IA harusnya telah berkoordinasi dengan IA eksternal sebut saja dari Kemenkeu.

Jika hal itu pun ternyata sudah dilakukan (dengan bukti terarsip) tapi IA eksternal tidak menggubris atau tak berani ikut campur maka tugas IA sudah berjalan dengan baik, masalahnya adalah memang para punggawa GI selama ini telah rusak mentalnya akibat euforia jabatan,

Jika Susi Pudjiastuti diberikan wewenang tersebut mampukah ia memperbaiki kinerja GI? Bisa tapi tidak mudah. Alasannya adalah karena Susi sudah punya pengalaman sukses dan mampu mengurusi maskapai, bedanya hanya soal besar atau kecil saja.

Perusahaan Susi Air yang didirikan sejak  2004. awalnya bermodalkan 2 jenis pesawat Cessna saja untuk mengangkut ikan persuhaan milik Susi. Saat terjadi Tsunami di Aceh salah satu pesawatnya digunakan (Charter) untuk mengirim obat-obatan dan peralatan khusus ke lokasi pedalaman. 

Kemudian pada 2005 setelah membantu Tsunami, pesawat Susi bertambah 1 lagi jadi 3 unit. Dan pada 2009 Susi mengumumkan penambahan peswat ringan sebanyak 30 unit termasuk beberapa unit jenis Piaggio 180 Avanti jenis turboprop ganda.

Dibandingkan BUMN Garuda Indonesia memang tidak seimbang untuk membandingkan Susi Air, akan tetapi bukan jumlah itu yang mau disampaikan. Yang mau ingin disampaikan adalah pengalaman Susi sebagai pemilik Susi Air dan sebagai mantan Menteri yang berkinerja tinggi.

Meskipun tampilan Susi rada nyentrik tapi itu adalah gaya dan soal gaya tidak ada kaitannya dengan kinerja. Kinerja adalah hasil karya seseorang terkait dengan sistem manjerialnya.

Jika Susi diminta membenahi GI belum tentu ia mau, alasannya tidak mungkin merangkap dua dirut maskapai sekaligus. Ibarat ketua parpol mana mungkin menjabat ketua umum partai Y tapi juga menjadi ketua umum partai Z.

Tergusurnya Susi dari barisan Menteri "Jokowi jilid 2" sedikitnya juga meninggalkan kesan tak sedap dalam dirinya. Selain itu rumor (dituduh) tidak mau menjalin komunikasi dan koordinasi dengan menteri lain juga menimbulkan pertanyaan tak terjawab hingga kini. 

Akan tetapi persoalannya akan lain jika Susi mampu menganggap hal itu adalah sesuatu yang biasa. Pengangkatan dan pemberhentian seseorang dari jabatan adalah hal yang umum terjadi di mana-mana.

Selain itu jika saja Susi telah menyiapkan anak didiknya untuk meneruskan tongkat estafet kepemimpinan di Susi Air tampaknya Susi dapat dipertimbangkan untuk mengobati penyakit kronis di GI.

Oleh karenanya kita berharap agar bu Susi mau merehab GI jika tak pantas disebut mau mengobati penyakit kronis GI.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun