Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kerugian Saudi Aramco Jadi Pelajaran Dampak Perang

23 September 2019   04:57 Diperbarui: 23 September 2019   12:02 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar economictimes.indiatimes.com, cnbc.com, Bloomber.com. Diedit dalam kolase oleh Penulis

Saat yang sama di tempat lain, KSA sedang fokus terlibat dalam perang yang tidak begitu penting di Yaman sejak 11 Mei 2015. Lebih 4 tahun berlalu belum menghasilkan tanda-tanda menggembirakan selain semakin membuat KSA tenggelam pada ketergantungan membeli armada dan alat tempur AS dan Eropa. Bahkan AS pun tidak ingin terlibat langsung di sana karena tidak melihat sesuatu yang menarik pada Yaman.

Perseteruan gengsi melawan pengaruh Iran (Shiah) disebut-sebut jadi salah satu alasan KSA membela habis-habisan pemeritah defakto Yaman. Akan tetapi militer KSA tidak dirancang untuk berperang di negara lain apalagi untuk invasi bahkan okupasi. Militer KSA dirancang untuk membela dan mempertahankan bangsa dan monarki kerajaan tersebut.

Sesungguhnya penggunan drone dalam pertempuran telah lama ada. Kita mengambil jarak terdekat saja yaitu dalam perang Suriah dan Yaman. Fenomena penggunaan drone di dalam perang Suriah telah terjadi setelah ISIS pertama kali "memperkenalkan" pola serangan drone pada awal 2018 lalu di dalam konflik Suriah. 

Awalnya ISIS menggunakan drone biasa kemudian kembangkan sedimikian rupa hingga dapat dipasang bahan peledak mampu menjatuhkan granat dan bom kecil ke kawasan SDF di Suriah Utara.

Kemudian drone itu dikembangkan dalam berbagai ukuran dan kemampuannya dalam berbagai serangan terhadap posisi SDF, AS dan beberapa kali terhadap posisi SAA.

Konsep drone sederhana itu diadopsi grup militan jihad Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) dukungan Turki di Idlib. HTS melakukan intensif melaksanakan serangan drone ke pangkalan udara Himeymim milik Rusia di Latakia, Suriah.

Drone milik HTS membuat Rusia agak kewalahan meresponnya, beberapa drone yang sempat lolos dan merusak sejumlah pesawat sedang parkir di sana. Itu sebabnya Rusia tidak "memarkirkan" pesawat tercanggih generasi ke 5 mereka Su-57 di pangkalan tersebut sampai saat ini.

Di dalam perang Yaman, puluhan kali drone dari Yemen terbang ke berbagai fasilitas militer KSA dekat perbatasan bahkan masuk jauh puluhan kilometer ke dalam wilayah KSA.

Serangan terhadap fasilitas minyak KSA mulai terjadi pada Mei 2019. Ladang minyak Shaybah diserang dan terbakar meski tidak menganggu produksi. 

Salah satu serangan terbesar drone Houthi terjadi pada saat parade militer Yaman dukungan KSA yang dilaksanakan di dekat kota Aden. Serangan itu merengut korban jiwa belasan orang pada 1 Agustus 2019 lalu.

Setelah itu kerap terdengar keberhasilan drone Houthi menyerang jauh ke dalam wilayah KSA. Beberapa misil penjelajah sering menghantam kawasan dan fasilitas KSA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun