Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menyikapi Susunan Kabinet di Dunia Maya

13 Juli 2019   00:13 Diperbarui: 14 Juli 2019   14:48 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi : Investor Daily edisi 28 Oktober 2014. Diedit oleh penulis

Ambil satu contoh. Saat itu Menteri Keuangan Sri Mulyani yang "dipinang" Bank Dunia. Posisinya harus diganti dengan calon menteri yang baru. Saat itu juga berbagai media berita di internet berlomba menggadang-gadang nama Agus Martowardojo yang ketika itu menjabat sebagai Dirut Bank Mandiri sebagai salah satu calon kuat pengganti Sri Mulyani.

Selain Agus Martowardojo beberapa nama yang digadang-gadang media massa dan medsos adalah Darmin Nasution dan Anggito Abimanyu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan sejak tahun 2004. Sumber : Kompas.com edisi  7 Mei 2010. Faktanya pada 19 Mei 2010 Agus Martowardojo dipilih dan ditunjuk SBY sebagai pengganti Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.

Hingga kini cara seperti itu semakin terpola secara masif. Setiap hari meluncur ke dunia maya nama calon menteri ini dan itu menurut katagori dan pilihan sesuai selera masing-masing pengusul atau tim sukses calon Menteri.

Kini menjelang terbentuknya Kabinet Kerja II pada masa pemerintahan Presiden Joko widodo periode kedua, usulan nama calon Menteri merebak kemana-mana kembali menyenggol nama seseorang, bahkan kadang menyerempet sosok-sosok yang tak terkira melalui parameter atau ukuran tersendiri misalnya dengan ukuran sosok-sosok muda "milenial," atau profesional handal, Teknokrat potensial, Politikus terkenal sejagad dan lain-lain parameter.

Bisa dibayangkan betapa berbunganya hati dipilih atau diusulkan oleh publik atau "corong publik" menjadi calon Menteri. Pada situasi ini dapat membuat seseorang serasa melayang seakan-akan sebentar lagi akan mendapat telepon dari Istana agar datang untuk mengukur ukuran baju dan celana dalam acara pelantikan Menteri pada tanggal sekian.

Tetapi ketika saatnya tiba ternyata tidak disebutkan namanya dalam deretan Menteri tentu ada rasa kecewa meski sesaat. Upaya kompensasi pun secara otomatis (mode ON) dilakukan untuk menghibur diri dengan mengatakan "sudah masuk bursa pun sudah lumayan..., juga.. " tak lupa tertawa sendiri, hehehehe..he..

Oleh karenanya, agar tidak terbawa arus atau malah kecewa sepantasnya disikapi dengan bijaksana dengan tidak menggubris nama kita disebut-sebut atau dicalonkan sebagai daftar clon Menteri di alam maya. 

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bahkan mengingatkan bahwa susunan kabinet yang beredar di alam maya selalu berubah oleh karenanya tidak perlu dipikirkan "Ya.. namanya isu kan, enggak usah terlalu ditanggapi," katanya.

Mengusulkan nama calon Menteri sesuai selera dan parameter masing-masing sah-sah saja, tidak ada yang melarang. Tetapi bagi promotor pengusung calon Menteti dan calon Menteri itu sendiri yang namanya beredar di alam maya sebaiknya bijaksana menyikapinya agar tidak kecewa, terlebih lagi tidak menambah deretan daftar "barisan sakit hati" karena gagal jadi Menteri kabinet Kerja jilid 2.

Jika kecewa dikhawatirkan bakal muncul aneka informasi hoaks di media sosial. Media sosial akan dihujani lagi dengan aneka informasi hoaks dengan tema "ada dusta dibalik penunjukan Menteri Kabinet Kerja 2," misalnya seperti itu.

Maka dari itu hindarilah berandai-andai.. Sebab langkah, rezeki, pertemuan dan maut itu sudah ditentukan dari sana oleh yang Maha Kuasa, bukan oleh media sosial di alam maya.

Salam Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun