Berkaitan dengan sumpah polisi dan hilangnya (ngumpet) sang Tri Brata 5 (Susno Duadji) sejak dua bulan terakhir tentu ini menjadi tantangan tersendiri Polisi.
Sejumlah informasi tentang keberadaan Susno bertebaran kemana-mana dalam aneka versi. Ada yang mengatakan Susno sedang kampanye untuk partainya. Ada juga yang mengatakan Susno diamankan oleh lembaga penjamin saksi dan tersangka, ada juga yang mengatakan Susno dibawa oleh sejumlah polisi untuk diamankan.
Entah mana yang benar, akan tetapi kenyataannya -saat ini- kita dihadapkan oleh lenyapnya keberadaan sang Brata 5 yang mengetahui persis sejumlah peristiwa besar seperti disebutkan di atas.
Sang Brata pernah muncul di Youtube menyatakan kondisinya yang segar bugar, sehat dan baik-baik saja tanpa kekurangan satu apapun pada April lalu. Tapi sang Brata yang dulu pernah menjadi pujaan kalayak ramai tidak berkenan memberi informasi dimana ia berada.
Kita juga tidak tahu persis apakah keluarga yang ditinggalkan tidak merindukan perginya tulang punggung keluarga ataukah sang Brata pergi sekejab saja untuk menenangkan pikiran di tempat persemediannya dikawal oleh 50 orang bodyguard yang setia setiap saat menemani tak ada yang terlelap sekejap pun.
Jika mengingat pada sejumlah reputasi dan sukses Polisi menjalankan tugas pencarian dan penemuan DPO dimana pun selama ini rasa-rasanya -secara teoritis- tak terlalu sulit menemukan Susno.
Lihat saja dimana Nazaruddin berada, Polisi kita berkerjasama dengan interpol berhasil mengendus keberadaan si burung Nazar.
Lihat juga bagaimana om Gayus Tambunan digelandang oleh sejumlah polisi berkacama hitam dan berjaket tebal memborgol belut pajak yang menghebohkan seluruh persada nusantara ini kembali ke tanah air.
Lihat juga bagaimana reputasi polisi mengendus sarang teroris dan menangkap hidup atau mati sang teroris, begitu cepat, tepat dan akurat. Jadi mengapa untuk yang satu ini begitu licin melebihi belut mafia pajak?
Sejumlah media massa dan situs berita online menyebutkan tetangga Susno melihat sejumlah Polisi menjemput Susno pada malam itu? Tak jelas dasarnya darimana tetangga itu bisa mengetahui persis gerombolan itu adalah kawanan Polisi.
Tapi baiklah, bisa jadi seperti itu, tapi di sisi lain pertanyaannya adalah apakah mungkin Polisi menyelamatkan Susno dari terkaman Kejaksaan Agung? Mungkinkah Kejaksaan Agung dan Polisi memiliki kepentingan yang berbeda sehingga memilih metode yang berbeda dalam menangani Susno?