Tanggal 21 Desember 2012 sore, kendaraan yang penulis tumpangi melaju dalam kelebatan hujan yang amat lebat. Kondisi cuaca di sekitar provinsi Aceh memang sedang dilanda hujan merata. Sementara itu deburan ombak dahsyat menghantam pesisir pantai sepanjang sisi jalan sehingga menimbulkan banjir di beberapa kota pesisir pantai yang penulis lalui.
Tanggal itu, sebagian ummat manusia seluruh dunia yang mengkhawatirkan prediksi bangsa Mori (Selandia Baru), suku Maya (suku Maya dan Inca, Aztec Mexico), bangsa Sumeria (Mesopotamia, Irak kuno) dan kepercayaan China Kuno hingga Nostradamuz sampai Edgar Cayce yang meramal bahwa kiamat akan terjadi pada abad ke 20 tepatnya pada (antara) 21-12-2012 hingga 23 Desember 2012, larut dalam suasana cemas dan amat menakutkan.
Secara ilmiah -seperti dalam kajian NASA- salah satu sumber bencana itu dipicu oleh hadirnya planet Nibiru (Planet X) yang akan memasuki sistim tata surya kita sehingga menimbulkan "kekacauan" di luar angkasa dan perubahan suhu ekstrim di kutub utara dan selatan yang memberi dampak penderitaan sangat serius terhadap bumi kita.
Dalam kajian NASA, planet Nibiru atau planet X itu datang menubruk bumi pada tanggal tersebut sehingga menimbulkan kehancuran di mana-mana. Akibatnya, di beberapa tempat seluruh dunia akan terjadi gelombang tsunami stinggi 5 km yang akan menyapu daratan sejauh 20 kilometer dari bibir pantai. (sumber : http://www.december212012.com/articles/PlanetX_Nibiru).
Entah kajian NASA itu HOAX atau setengah mimpi atau bertujuan iluminasi atau strategi perang urat syaraf senjata pengubah iklim antar benua. Tapi apa daya, informasi itu sudah terlanjur beredar kemana-kemana membuat sebagian ummat manusia merasa cemas campur khawatir membayangkan masa depan dirinya dan keluarga masing-masing jika bencana itu benar terjadi pada hari tersebut.
Untuk menenangkan masyarakat dunia, NASA telah memberikan penjelasan ilmiahnya yang memuaskan sesuai harapan ummat manusia, bahwa sangat mustahil terjadi perubahan pada sumbu rotasi bumi. Selama satelit bumi kita (bulan) berada pada posisinya dan rotasi terhadap matahari tidak bergeser tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Meskipun planet X itu memang mengancam dan mendekati jarak terdekat bumi akan tetapi suasananya benar-benar aman pada tanggal tersebut. (sumber : http://www.nasa.gov)
Apa yang terjadi pada tanggal 21 Desember 2012 di seluruh dunia?
Untuk tanah air kita, Indonesia, tentu bukan karena tidak perduli dengan kondisi tersebut, ditemukan fakta banyaknya pasangan pengantin yang memilih hari itu sebagai momentum ucapan sehidup semati dalam pernikahan mereka.
Selain itu, dari sisi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan iklim dan cuaca sebagaimana catatan prakondisi cuaca dan gelombang laut yang diterbitkan oleh BMKG, stasiun meteorologi Tanjung Priok Jakarta pada 20 Desember, berlaku untuk 21 dan 22 Desember 2012 menyiapkan prediksinya kondisi sebagai berikut :
- Badai Guntur dapat terjadi di : Perairan Aceh, Laut Jawa, Perairan Pulau Jawa, Perairan Kalimantan Bagian Selatan, Perairan Kalimantan Bagian Timur, dan beberapa tempat lainnya. Gelombang Laut dengan tinggi 2.0 meter terjadi di : Perairan Aceh, Perairan Kep. Riau, Perairan Jambi, Selat Karimata bagian Utara, Perairan Pulau Bangka, Samudera Hindia. Sedangkan ketinggian gelombang mencapai 3 meter terjadi di Laut China Selatan, Natuna dan Samudra Pasifik. (sumber : http://meteomaritimtanjungpriok.net).
Kenyataannya, hampir sama dengan prakiraan yang diterbitkan oleh BMKG itu. Benar, pada hari itu (21/12) saat penulis melintasi rute tersebut kondisi cuaca memang sangat buruk, hujan lebat dan angin kencang itu berdampak terhadap terjadinya genangan air di mana-mana termasuk longsor beberapa ruas tebing di gunung Singgahmata menuju ke Takengon.
Menurut informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika pada hari ini (23/12) pukul 23.15 WIB, bencana alam yang terjadi pada 21/12 di tanah air berupa gempa bumi terjadi di laut Maluku Utara pada jarak 117 Km BaratDaya Ternate pada pukul 04.40 pada kedalaman 10 Km dengan kekuatan 5,3 SR. Sedangkan gempa bumi terkini pada tanggal 24/12 terjadi di Kepulauan Talaud, Sulut, di kedalaman 26 Km pada jarak 38 Km dari kepulauan Talaud bersakal 4,7 SR. (sumber : www.bmkg.go.id/BMKG).