Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pergolakan Bahrain dan Tentara Bayaran Indonesia. Apa Maksudnya?

23 Juni 2011   00:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:16 12265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ke empat, tidak mudah mengirimkan tenaga bantuan militer dari Indonesia ke luar negeri. Jika direkrut secara ilegal oleh PMC itu berarti bukan kiriman pemerintah Indonesia. Padahal PMC itu  memberi fasilitas teknis dan peraltan setara dengan pasukan khusus atau komando sebuah negara utuk setiap tentara bayaran yang mereka kelola.

Bagaimana jika suatu saat  ketika tenaga bayaran itu kembali ke tanah air, apakah telah "terlatih" untuk digunakan menjadi anasir yang mampu mempeorakporandakan negaranya sendiri? Inikah yang diinginkan oleh PMC jika benar mengambil tentara bayaran Indonesia?

Mungkin saja ada sedikit perbedaan dalam mendifinisikan masalah Tentara Bayaran atau lazim disebut dengan Mercenaries atau Soldier of Fortune. Sesungguhnya yang dimaksud dengan tentara bayaran oleh PMC itu  BUKAN semata-mata digunakan  bertempur  untuk kepentingan negara lain di negara lain. Tentara bayaran itu dalam kerjasama dengan PMC   juga digunakan untuk melatih atau memasok logistik di daerah yang berbahaya. Mereka juga digunakan untuk membantu pembuatan fasilitas militer, selain itu juga digunakan untuk tenaga intelejen.

Jika benar tentara bayaran asal Indonesia digunakan di Bahrain pertanda apakah yang positif bagi negara Indonesia? Apakah bangsa Indonesia akan disebut sebagai bangsa pemberani? Bangsa pejuang dan bangsa yang patriotis? Ataukah memang karena bangsa yang miskin dan papa sehingga lebih tertarik menyandang stigma bangsa pembunuh dan kejam sebagaimana dilansir oleh ahli Timur Tengah itu?

Jika negara lainnya sudah tidak suka lagi melihat Indonesia sebagai negara yang berdaulat, berwibawa dan memiliki nilai-nilai luhur dan mampu bersanding dengan negara beradab lainnya, salah siapakah ini?

Salam Kompasiana abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun