Mohon tunggu...
Muhammad Farrell Athallah
Muhammad Farrell Athallah Mohon Tunggu... Mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta

Hai.. farrell disini. Gue Mahasiswa dari Prodi Pemasaran Digital di UNJ yang kebetulan suka buat konten juga nih di Youtube, Tiktok, dan sejenisnya, Yuk Follow gue!!

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Dari AIRism sampai Ultra Light Down : Cara Uniqlo Memikat Berbagai Segmen Konsumen

1 Mei 2025   18:17 Diperbarui: 1 Mei 2025   20:22 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai lagi Marketers, setelah membahas dua prespektif tersebut, dimengerti kan bahwa dalam dunia pemasaran itu dapat terbantu oleh dua prespektif tersebut. Marketers, juga dibantu untuk tidak hanya fokus ke kebutuhan fungsional konsumen saja, tetapi juga pada asppek emosional, simbolik, dan budaya yang tentu mempengaruhi Keputusan pembelian. Sekali lagi saya tegaskan, bahwa hal ini sangat penting untuk merancang strategi yang tepat bagi berbagai segmen konsumen yang berbeda -- beda.

Uniqlo Logo
Uniqlo Logo

Implementasi Strategi Uniqlo dalam Memahami Konsumen

Nah, Marketers, setelah tadi kita membahas soal teori segmentasi pasar dan dua cara pendekatan dalam memahami konsumen (positivis dan interpretivis), sekarang yuk kita lihat lagi, sebenarnya gimana sih cara Uniqlo menerapkan teori-teori itu ke strategi nyata mereka?

Pertama-tama, Uniqlo tuh konsisten banget dalam menggunakan pendekatan segmentasi pasar yang mendalam. Mereka nggak cuma berhenti di demografi standar kayak usia atau jenis kelamin aja, tapi mereka juga masuk lebih dalam ke pendekatan segmentasi sisi psikografis, kayak gaya hidup, nilai-nilai pribadi, sampai motivasi belanja konsumennya.

Majalah Uniqlo LifeWear
Majalah Uniqlo LifeWear

Contohnya nih, Marketers, mari kita lihat kampanye "LifeWear" mereka.
Konsep LifeWear ini bukan cuma jualan baju keren, tapi lebih ke menjual nilai kenyamanan, kesederhanaan, dan fungsionalitas yang relatable buat semua orang, apapun gaya hidupnya.

Contoh konkretnya begini nih :

  • Di Indonesia yang panas dan lembap, produk dari Uniqlo kayak AIRism jadi andalan, karena bisa kasih kenyamanan maksimal di cuaca tropis.
  • Tapi kalau di negara -- negara empat musim, produk kayak Ultra Light Down atau Heattech yang lebih laku, karena mereka butuh pakaian yang ringan tapi tetap memberikan rasa hangat.

Jadi gimana Marketers? dari sini harusnya kelihatan banget ya, kalau Uniqlo bukan sekadar jual produk "one size fits all". Tapi mereka benar-benar beradaptasi sama kebutuhan spesifik konsumen di tiap pasar.

Kesimpulan

Nah Marketers, dari perjalanan kita ngebahas Uniqlo ini, bisa kita lihat bahwa kesuksesan mereka bukan terjadi karena kebetulan. Uniqlo benar -- benar paham bahwa memahami konsumen itu lebih dari sekadar melihat usia atau jenis kelamin. Mereka masuk lebih dalam ke gaya hidup, kebutuhan emosional, sampai nilai-nilai pribadi dari para konsumen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun