Mohon tunggu...
Abah Pitung
Abah Pitung Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat Politik & Sosial Ekonomi yang sangat Sadar pada tingkat bawah sadar. Sangat setuju agar Koruptor besar dihukum mati dan perilaku mereka sebenarnya sudah mengabaikan serta meniadakan Allah SWT., dalam kehidupannya ketika berbuat korupsi. KORUPTOR adalah PENJAHAT NEGARA dan BANGSA INDONESIA sampai dunia kiamat. Vonis hukuman bagi Koruptor, bukanlah nilai yang bisa impas atas kejahatan Korupsi. Email ke : abahpitungkite@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bermunculan Tulisan Pembodohan

16 Mei 2016   11:53 Diperbarui: 16 Mei 2016   12:05 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca beberapa tulisan di Kompasiana, kita semua menjadi sangat bosan dan menjijikkan, kecuali para pendukung tokoh yang mereka jilat setiap hari agar menjadi opini positif bagi publik sesuai dengan yang mereka inginkan dan bayangkan dari para penulis dan komentator pembodoh.

Hampir setiap hari para penulis pembodoh ini memaksakan untuk tampil mencari panggung di Kompasiana ini dan orangnya yang itu itu saja sehingga isi materi tulisan mereka sungguh sangat membosankan karena kalimat dan argumentasi yang ditampilkan penulis ini hanya berputar pada sekitar PENJILATAN MEREKA kepada tokoh yang sedang dibesar besarkan PENCITRAANNYA di publik.

Pola kerja mereka para penjilat tokoh ini, di copy paste seperti cara cara yang telah dilakukan ketika membuat pencitraan palsu rekayasa kepada tokoh yang telah menjadi RI satu sekarang ini. Apa yang sudah terjadi sekarang ini ? Semua masyarakat mengeluh dengan tingginya berbagai harga kebutuhan hidup seluruh rakyat, selanjutnya karena harga bahan baku juga naik, membuat ektifitas produktif ekonomi masyarakat menjadi bangkrut dimana mana sehingga banyak rakyat yang minim mendapatkan pendapatan harian dan bulanannya dan inilah yang membuat DAYA BELI MASYARAKAT menjadi sangat lemah. Selanjutnya “daya beli masyarakat yang melemah ini” berdampak kepada omzet para pedagang diberbagai daerah sehingga berdampak negatif kepada kebangkrutan banyak para pedagang.

Pada sisi lain, Pemerintah senyatanya belum mampu untuk segera menciptakan iklim ekonomi yang kondusif diberbagai daerah malah banyak komponen biaya langsung ekonomi rakyat yang dinaikkan seperti kenaikan tarif listrik yang sangat mahal serta banyaknya jalan tol yang dinaikkan tarifnya semua ini akan menambah beban biaya hidup masyarakat kita saat ini. Selanjutnya banyaknya jalan protokol di kota besar dan kota menengah lainnya di jejali dengan kesemerawutan pengguna jalan raya dan berakibat tiada jalan yang tidak macet setiap harinya dan ini juga menambah beban biaya hidup masyarakat kita saat ini.  

Investasi yang cukup besar datangnya dari kapitalis China Komunis ke Indonesia serta China Komunis berhasil memaksakan kehendaknya untuk memakai tenaga kerja kasar China didatangkan dari Negara China Komunis adalah bukti nyata ketidak berdayaan Pemerintah Indonesia sekarang ini untuk menerapkan Nawacita dan Revolusi Mental yang di blow-up membabi buta tanpa berisi kemampuan untuk konsekwen dan konsisten melaksanakannya.

Tenaga kerja kasar yang datang ke Indonesia cukup besar jumlahnya dari China Komunis, adalah menambah permasalahan baru bagi Indonesia. Investasi besar yang dilakukan oleh Kapitalis China komunis di Indonesia dengan membawa para TKA mereka, apakah Badan Intelijen Indonesia sudah menginvestigasi dari kemungkinan TKA Kapitalis China Komunis adalah tenaga intelijen China Komunis atau merupakan tentara China Kumunis yang mau disusupkan ke Indonesia ? Lalu dimana realisasi nyata Revolusi Mental dan Nawacita itu ? Sekarang terlihat nyata bahwa potensi Indonesia sebagian besar sedang digadaikan kepada Investasi Kapitalis China Komunis. Lalu Nawacita dan Revolusi Mental hanya jargon kosong yang dibesar besarkan saja. (Abah Pitung)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun