Mohon tunggu...
Encang Zaenal Muarif
Encang Zaenal Muarif Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Lepas, Youtuber, Petani, Pebisnis Tanaman

Tak kenal maka tak sayang. Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 3 Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat. Pemilik kanal YouTube Abah Alif TV dan Barokah Unik Farm. Mantan wartawan dan Redaktur Pelaksana SK Harapan Rakyat. Ketua Yayasan Al Muarif Mintarsyah sekaligus pendiri SMP Plus Darul Ihsan Sindangkasih. Kini aktif di PGRI dan diamanahi sebagai Ketua PGRI Cabang Kec. Banjar dan sekretaris YPLP PGRI Kota Banjar. Untuk menyalurkan hobi menulis, aktif menulis di berbagai media cetak dan media online. Karena seorang anak petani tulen, sangat suka bertani dan kini menjadi owner Toko Barokah Unik Tokopedia, yang menjual berbagai jenis bibit tanaman, di antaranya bibit kopi, alpukat dan lain sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Kuntilanak dan Pocong di Sekolah Pelosok Ciamis

10 Januari 2024   22:06 Diperbarui: 10 Januari 2024   23:28 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Setelah ayahnya meninggal dunia, Isep memutuskan untuk pulang kampung ke Banjar Patroman menemani ibunya yang tinggal seorang diri. Untungnya, istrinya mendukung keputusannya itu. Meskipun telah bertahun-tahun merantau di kota besar dan bekerja di perusahaan yang cukup ternama, Isep bersikeras untuk menemani masa tua ibundanya.

Di kota Banjar, Isep harus rela menganggur beberapa bulan lamanya. Hingga suatu hari, salah seorang tetangganya yang merupakan guru di sebuah SMA yang cukup terpencil di Kabupaten Ciamis, menawarinya lowongan pekerjaan sebagai satpam di sekolahnya.

Tanpa ragu, Isep menyanggupi pekerjaan tersebut. Meskipun seorang sarjana, Isep tak malu dan gengsi menjadi satpam. Daripada nganggur, pikirnya. Demi sebuah tanggungjawab sebagai suami dan seorang ayah, apapun akan dilakukan, selama itu halal.

Hari-hari pertama bekerja Isep lalui tanpa hambatan. Berangkat ke sekolah dari rumah ibunya, Isep tempuh kurang lebih 40 menit perjalanan dengan sepeda motor. Skema kerjanya satu hari kerja full 24 jam, satu hari berikutnya  diganti oleh satpam yang lain.

Saat malam hari, di sekolah yang terletak di tengah hutan jati itu, Isep merasakan aura-aura mistis yang cukup membuat bulu kuduknya merinding. Isep yang berjaga di pos satpam sendirian, sering mendengar suara-suara tangisan perempuan. Terkadang suara seperti anak ayam. Ciak, ciak. Namun Isep tak bergeming. Tekadnya sudah bulat untuk bekerja sepenuh hati.

Kuntilanak Melayang-Layang

Suatu malam, setelah berkeliling memastikan kemanan sekolah, Isep menyandarkan punggungnya di dinding pos sembari mencari angin segar. Dihisapnya sebatang rokok kretek untuk membuang kejenuhan. Tiba-tiba, sesosok bayangan putih berkelebat di atasnya. Isep mendongakkan kepalanya. Dilihatnya dengan jelas, kuntilanak melayang-layang. Mondar mandir sembari tertawa cekikikan. Isep bertahan. Tak berlari. Untuk apa lari, lha wong sepeda motornya pun terparkir jauh, pikir Isep.

Pocong di Ruang Kepala Sekolah

Di malam yang lain, saat Isep mengecek monitor CCTV, pandangannya tertuju pada sosok putih yang sedang duduk di kursi tamu di ruangan kepala sekolah. Isep penasaran. Dia berjalan ke arah ruangan kepala sekolah, dan mengintip dari balik jendela. Dug, dug, dug. Jantungnya berdegup kencang. Dilihatnya sosok pocong berkain kafan yang sudah lusuh dan penuh tanah, sedang duduk di kursi. Diam tak bergerak. Kali ini pun sama. Isep tidak lari.

"Saya sudah nekat pak. Daripada nganggur, saya jalani pekerjaan ini meski sering didatangi hantu. Nggak apa-apa hitung-hitung perkenalan," katanya saat ngopi bareng di rumah Pak Yono, tetanggaku.

Isep mengatakan, dibanding hantu, ada yang lebih menyeramkan, yaitu begal. Kawanan rampok lebih dia khawatirkan dibanding pocong dan kuntilanak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun