Mohon tunggu...
Aaron Guing
Aaron Guing Mohon Tunggu... -

Entrepreneur!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Proses dan Resiko Sedot Lemak

18 Agustus 2014   16:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:15 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dengan tuntutan untuk selalu tampil cantik dan ideal, tubuh dengan banyak lemak dan berlipat-lipat sering menjadi masalah bagi para wanita. Agar lipatan lemak tersebut hilang dan demi mempercantik tubuh, wanita rela melakukan berbagai upaya. Tak sedikit pula yang memilih cara cepat dengan melakukan operasi sedot lemak. Meski sedot lemak tak memerlukan terlalu banyak waktu dan usaha untuk mencapai hasil maksimal, kita perlu mengetahui proses operasinya yang menyakitkan dan sejumlah resikonya.

Proses sedot lemak

Dalam melakukan operasi yang bertujuan menyedot timbunan lemak dari bagian tubuh tertentu ini, diperlukan beragam proses yang tentunya tak mudah. Bagian tubuh yang menjadi masalah akan ditandai, untuk kemudian ditorehi sayatan kecil. Melalui sayatan tersebut, cairan tumescent (campuran antara NaCl, bicnat, lidocain dan adrenalin) akan dimasukkan ini. Fungsi dari cairan tersebut  adalah untu mempermudah proses penyedotan dan mengurangi pendarahan.

Proses berikutnya adalah penyedotan lemak, yang bisa dilakukan secara manual atau menggunakan vaser (sejenis laser) dan microair, tergantung keinginan dan kesanggupan pasien.  Setelah penyedotan selesain, bagian tubuh yang disedot akan dibungkus dengan korset khusus yang wajib digunakan selama 3 hingga 6 bulan. Pasien juga memerlukan proses penyembuhan yang dibantu dengan terapi RF (Radio Frequency). Hasil dari operasi tersebut juga bisa dirasakan setelah 3-6 bulan setelah operasi dilakukan.

Resiko sedot lemak

Meski jalan operasi sedot lemak memang lebih cepat dibanding cara pembakaran lemak yang lain, ada banyak resiko yang mengintai setelahnya. Sebelum operasi, kondisi pasien sendiri harus fit dan sehat agar untuk menghindari terjadinya resiko saat operasi dilakukan. Jumlah cairan tumescent juga perlu diperhatikan, karena lemak yang diangkat tergantung pada cairan. Jumlah aman cairan yang bisa dimasukkan adalah tak lebih dari 5000 cc.

Dengan mengetahui proses, peralatan yang digunakan dan perawatan yang dipeerlukan pasca operasi, bisa ditebak bahwa biaya yang diperlukan tak sedikit. Biaya operasi sedot lemak sangatlah mahal, yaitu berkisar antara 20-50 juta rupiah, tergantung pada area tubuh yang dioperasi yang metode operasi yang digunakan. Biaya yang sangat mahal tersebut tentu perlu dipertimbangkan dengan resiko kesehatan lain yang bisa saja terjadi.

Resiko paling ringan adalah jaringan parut pasca operasi yang susah dihilangkan. Meski memerlukan waktu yang sangat lama, resiko ini memang masih bisa diatasi. Namun bukan itu saja resiko yang mengintai. Ada kasus dimana pasien mengalami alergi yang berlanjut menjadi infeksi yang bisa berbahaya bagi tubuh. Ketidakseimbangan cairan dalam tubuh setelah operasi sedot lemak juga bisa memicu resiko gangguan kesehatan.

Diantara semua resiko yang mungkin muncul, resiko yang paling parah dan mengerikan adalah rusaknya organ penting di dalam tubuh. Hal ini karena perlu dimasukkannya alat penyedot lemak, yang disebut sebagai canula, ke dalam tubuh pasien. Organ internal bisa terganggu atau bahkan mengalami gangguan serius jika alat tersebut dimasukkan terlalu dalam dan mengenai organ penting. Oleh karena itu, cara membakar lemak seperti olahraga dan pengaturan pola makan yang aman lebih disarankan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun