Warnaku, hitammu
"Pada hakikatnya, setiap jiwa adalah kanvas yang terbentang, siap menampung spektrum tak terhingga dari segala warna. Aku adalah perpaduan jingga dari semangat, biru dari perenungan, hijau dari harapan, dan merah dari bara amarah. Setiap emosi, setiap pikiran, setiap mimpi adalah sapuan kuas yang berbeda, menciptakan sebuah lukisan yang kompleks dan hidup.
Namun, engkau datang. Bukan sebagai warna lain yang ingin berpadu, melainkan sebagai hitam yang pekat. Engkau adalah ketiadaan cahaya itu sendiri. Perspektifmu adalah bayang-bayang abadi yang selalu selangkah di depanku, menelan apa pun yang coba kusinari.
Warnaku tidak pernah hilang, ia hanya tak terlihat olehmu. Di bawah tatapan perspektif hitammu, kuning ceriaku menjadi kelabu, dan birunya ketenanganku menjadi legam. Engkau tidak menghapus warnaku, engkau hanya meyakinkan dunia---dan terkadang diriku sendiri---bahwa hanya hitamlah yang nyata.
Maka, aku menjadi paradoks: lautan warna yang tak terlihat, tersembunyi di balik satu titik kegelapan yang kau sebut 'kebenaran'."
Ahay_26 September 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI