Mohon tunggu...
Aang Muhtaddin Purnama
Aang Muhtaddin Purnama Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa dari FKIP/PPKn Universitas Pamulang

Saya adalah seorang mahasiswa yang telah mengajar lebih dari 6 tahun. Memiliki kemampuan dalam menciptakan suasana belajar yang efektif dalam membantu para siswa memahami pelajaran. Saya selalu menggunakan empati dalam mengajar sehingga mampu mendengar keluh kesah para murid. Karena itu saya mampu membuat kondisi belajar yang memenuhi kebutuhan para murid.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Grup WhatsApp Sebagai Media Pembelajaran

28 Juni 2023   08:45 Diperbarui: 28 Juni 2023   08:48 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tren penggunaan media sosial (medsos) akhir-akhir ini semakin meningkat. Salah satunya adalah penggunaan aplikasi WhatsApp yang semakin populer di Indonesia, dimana pengguna WhatsApp hanya mencapai 124 juta orang pada tahun 2018, dan pertumbuhan tersebut berlanjut dari tahun-tahun sebelumnya. Grup WhatsApp adalah fitur unik yang disediakan oleh WhatsApp sebagai sarana komunikasi dan pertukaran berbagai file antar peserta grup. 

Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin maju, dunia pendidikan juga harus melihat peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran, dengan memperhatikan ketersediaan dan efisiensinya. 

WhatsApp saat ini merupakan aplikasi yang banyak digunakan sebagai sarana komunikasi, termasuk dalam dunia pendidikan, dalam hal ini oleh guru dan siswa. Untuk mendukung kelangsungan proses belajar mengajar, grup WhatsApp dapat digunakan sebagai lingkungan belajar dimana pembelajaran dapat berlangsung tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. 

Artinya pembelajaran tetap tidak hanya terjadi secara tatap muka di dalam kelas, tetapi pembelajaran juga dapat terjadi di luar kelas. Dengan bantuan grup WhatsApp, guru diharapkan tidak hanya belajar berdasarkan kurikulum, tetapi juga mendorong siswa untuk membangkitkan, menginspirasi dan meningkatkan motivasi belajar sehingga tujuan  pembelajaran  tercapai dengan baik.

Seiring berkembangnya teknologi smartphone yang semakin terjangkau oleh masyarakat umum, penggunaan berbagai media sosial pun semakin meningkat. Hal ini juga ditunjukkan oleh hasil Wearesocial Hootsuite yang diterbitkan pada Januari 2019, pengguna jejaring sosial di Indonesia meningkat 20% dibandingkan survei sebelumnya dan mencapai 56%, atau 150 juta pengguna dari total populasi. 

Sementara itu, pengguna media sosial (gadget) mobile mencapai 48% atau sekitar 130 juta penduduk (Databoks, 2019). Melihat tren penggunaan media sosial akhir-akhir ini, para guru dan guru serta dosen, dapat memanfaatkannya sebagai alat pengajaran untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar, mengoptimalkan semangat dan motivasi  siswa.

Seperti yang dikatakan Hamalik bahwa penggunaan media massa dalam pembelajaran dapat merangsang keinginan belajar, keinginan belajar, minat baru dan mempengaruhi psikologi siswa serta meningkatkan motivasi belajar siswa (Nurseto, 2012). Wiratmojo dan Sasonohardjo juga menambahkan bahwa penggunaan media pendidikan pada fase orientasi pendidikan memang akan membantu proses belajar mengajar untuk menyampaikan pesan dan isi pelajaran yang diperlukan kepada siswa secara lebih efektif (Falahudin, 2014).

Perangkat pendidikan berbasis   ponsel   telah   hadir   dan menunjukkan potensi besar untuk membantu   pendidik   membangun berbagi informasi dan pengetahuan untuk   belajar   melalui   perangkat ponsel (Pence, 2007). WhatsApp atau yang sering dikenal dengan sebutan   WA menjadi   salah   satu media sosial paling aktif digunakan.

Perangkat pendidikan berbasis   ponsel   telah   hadir   dan menunjukkan  potensi  besar  untuk membantu   pendidik   membangun berbagi informasi dan pengetahuan untuk   belajar   melalui   perangkat ponsel(Pence, 2007). WhatsAppatau yang sering dikenal dengan sebutan   WA menjadi   salah   satu media sosial paling aktif digunakan.

masyarakat Indonesia yaitu hingga 83% pengguna internet atau sekitar 124 juta pengguna terdaftar menggunakan WhatsApp (Hadya Jayani, 2019). WhatsApp adalah sebuah aplikasi yang berfungsi untuk mengirim pesan instan (Instans Messenger), namun jika dilihat dari fungsi dasarnya, WhatsApp mirip dengan aplikasi SMS (Short Message Service) yang biasa digunakan di handphone jadul. Intinya WhatsApp tidak menggunakan pulsa langsung seperti SMS, melainkan menggunakan layanan online. Saat ponsel masih terhubung ke layanan Internet, pengguna dapat mengirim pesan. Selain itu, pengguna dapat mengirim file lunak dengan ekstensi PDF, dokumen, dan berbagai dokumen lainnya.

Kehadiran dan kemajuan media sosial khususnya WhatsApp sebagai sistem komunikasi yang berkembang saat ini, maka guru juga dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan evolusi TIK dengan  mengembangkan sendiri atau menggunakan teknologi yang sudah ada seperti WhatsApp. sarana untuk menyampaikan informasi dengan cepat tanpa harus mendedikasikan waktu untuk pembelajaran tertentu, dengan tetap memperhatikan berbagai faktor agar tujuan pembelajaran tercapai. Hal ini juga dikemukakan oleh I Nyoman Sudana Degeng bahwa ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dan diperhatikan oleh guru dalam membuat lingkungan belajar yang berbeda, yaitu: (1) tujuan pengajaran; (2) efisiensi; (3) siswa; (4) ketersediaan; (5) biaya akuisisi; (6) kualitas teknis (Nurseto, 2012).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun