Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Asas Praduga Bahaya

16 Oktober 2017   20:29 Diperbarui: 16 Oktober 2017   20:55 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keselamatan dan kesehatan adalah pemberian dari Allah.Sejauh apapun manusia melangkah,ia tidak akan bisa menembus benteng takdir.Ituartinya maut,jodoh,rezeki,umur adalah rahasia Allah.Manusia hanya boleh atau hanya dikasih perangkat akal untuk menerka nasib dan mengusahakan nasib meskipun kenyataannya saat menerka pun adalah takdir.

Takdir masih misteri sebab dengan kemisteriannya kita dituntut untuk terus mengupayakan dan menemukan takdir yang baik.Bayangkan saja jika takdir sudah dibuka,pena sudah dijabarkan maka sepertinya dunia sudah tidak berjalan sebagaimana mestinya sebab manusia akan menjadi dua kubu : bahagai atau sengsara.Ini salah satu bukti bahwa Allah maha adil.

Keselamatan dan kesehatan.Sebab manusia tidak diberi tahu kapan ia mati atau berapa jumlah umurnya maka mengusahakan dan menjaga kesehatan menjadi jalan yang tepat untuk melangkah.Kitasering mendengar istilah mencegah lebih baik daripada mengobati.Artinya mencegah lebih baik,lebih diutamakan,lebih juara,lebih menang daripada kita obati atau kita sembuhkan.

Problem yang ada di masyarakat adalah tidak ada suatu dugaan atau asas praduga bahaya sebelum bekerja atau melakukan aktifitas.Padahal menduga bahaya apa yang akan terjadi atau menjaga lebih aman adalah jalan yang bisa kita tempuh dalam menjaga keselamatan kita khususnya tubuh kita.

Misalnya,mengapa masih banyak terjadi orang menerobos palang pintu kereta sehingga akhirnya mati tertabrak kereta.Mereka kurang waspada dan kurang peka.Bahwa palang pintu itu merupakan cara asas praduga bahaya.Disebabkan banyak orang melewati jalur tersebut maka harus dibuat pengingat atau pencegah supaya insiden tertabrak kereta jangan terjadi.Tujuannya supaya melindungi masyarakat dan mencegah insiden tertabrak.Mengapa ada yang berani menerobos ? Sebab mereka tidak memikirkan asas praduga bahaya tersebut.

Misalnya lagi,mengapa kita disuruh memakai helm saat berkendara atau disarankan berposisi tidak nyempli.( biasanya kalau ibu-ibu duduk dengan posisi kaki ke samping).Itu dibuat bukan untuk polisi,bukan untuk pemerintah bukan juga untuk Pak Lurah.Itu dibuat karena ingin berusaha melindungi tubuhmu karena asas praduga bahaya mengatakan bahwa jika jatuh dari motor tubuh bisa terluka dan kepala bisa retak maka dibuatlah helm untuk melindungi dan berbagai keamanan lainnya.Poinpentingnya adalah keamanan itu ada untuk melindungi kita.Tetapi ironisnya kita sering suka marah,males atau ogah-ogahan memakai safety.Padahal itu untuk keselamatan kita sendiri.

Rumus asas praduga bahaya: " Saat kita sedang...(adakah potensi bahayanya),setelah ditemukan poin bahayanya ,kemudian (carilah cara penanggulangannya), sehingga akhirnya (potensi bahaya tersebut dapat dihindari)."

Dan yang paling penting dikala selamat dan sehat,sudahkah menggunakannya untuk hal-hal yang baik,bermanfaat dan menjadi amal.Sebab kita harus selalu terus meng-upgrade diri kita masing-masing karena setiap hembusan nafas dan setiap perilaku kita itu akan dimintai pertanggungjawaban kelak.Dan ingatlah bahwa sebaik-baik bekal adalah bertaqwa kepada Allah.Taqwaadalah bekal yang harus terus menerus kita usahakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun