Mendapatkan Asy Syifa Pada Acara Seminar Metode Cordoba, Menghafal Alqur'an Mudah

"Hai Manusia, sesunguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh (Asy Syifa) bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman [Yunus 10: 57]

Pada hari ini, Sabtu (16/02/2019) seharusnya adalah jadwal saya untuk mengikuti pelatihan "Leader Khotib dan Imam" yang diselenggarakan oleh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) di Training Center, STID Muhammad Nastir, Tambun Bekasi. 

Namun, dikarenakan dari kemarin siang kondisi badan saya kurang sehat. Badan terasa greges - greges, pinggang pegal dan melihat orang berbayang. Jika melihat perempuan cakep saya lihat nya kasep, jika melihat lelaki kasep saya melihat nya gelis. Kalau kata orang betawi badan saya "kagak beres". 

Karena itu dari kemarin sore alat komunikasi saya karantina, komentar dan pesan yang masuk saya abaikan, agar saya dapat istirahat. Karena, ketika menghadapi serangan penyakit saya lebih memilih istirahat. "Obat, Herbal, NO. Istirahat, Yes". Itulah motto saya ketika mengusir patogen penyakit dari dalam tubuh.

Mengistirahatkan Qolbu, Pikiran dan Perut, tiga hal itulah yang saya lakukan dikala tubuh tidak beres. (Bagi yang ingin meniru, syarat dan ketentuan berlaku, hehehe).

Karena keadaan itulah saya memutuskan untuk tidak hadir pada acara DDII tersebut. Saya ingin mengistirahat kan tubuh. Dan sebagai adab yang baik, saya ijin kepada panitia penyelenggara melalui Whatsap.

Setelah selesai mengirim kata permohonan maaf dan ijin. Tiba - tiba, ada seorang kawan mengirim informasi seminar tentang metode menghafal Alqur'an. Yaitu Metode Cordoba. Waktunya hari ini juga, Sabtu (16/02/2019). Tempat nya di SDIT Gugusan Bintang Kelapa Dua Wtan Ciracas Jakarta Timur, yang jaraknya tidak sampai 3 menit dari rumah saya dengan mengendarai telapak kaki pribadi, alias jalan kaki. 

Sebagai orang tua yang bercita - cita anak nya menjadi hafidz Alqur'an dan agar kami sekeluarga termotivasi untuk terus menghafal Alqur'an, maka saya sangat tertarik untuk ikut seminar itu meski sudah sering ikut seminar sejenis.

Saya sampaikanlah nformasi itu ke wanita yang telah mengandung dan melahirkan ketiga putri saya, agar dia berkenan ikut meski tanpa pria yang telah membuat nya melahirkan tiga orang anak ini. 

Dan dia mau ikut, namun dengan syarat dan ketentuan berlaku, yaitu saya ikut menemani agar dapat menemani putri saya yang ketiga yang masih berusia tiga tahun. Supaya istri saya bisa fokus belajar.

Setelah berpikir sejenak dan berkoordinasi dengan Qolbu, Pikiran dan Perut saya. Akhirnya saya putuskan untuk ikut seminar itu, menemani si dia belajar.