Mohon tunggu...
aad yuy
aad yuy Mohon Tunggu... -

mahasiswa KOmunikasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pola Komunikasi Penyandang Tunawicara di SLB Sampang

17 Juni 2013   11:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:54 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Komunikasi merupakan sarana penyampaian pesan dalam sebuah interaksi sesoal yang disampaikan melalui pesan vorbal dan nonverbal. Verbal dan nonverbal tidak bisa dipisahkan karena keduanya saling melengkapi. Merbal menguatkan makna pesan nonverbal, dan nonverbal menguatkan makna dari pesan verbal. Lalu bagaimana jika dalam sebuah interaksi tidak memakai/menggunakan salah satunya? Seperti misalanya hanya menggunakan verbal atau hanya menggunakan nonverbal. Maka dalam kejadian seperti itu perlu adanya kejelasan maksud dan arti dari pesan yang ingin disampaikan. Sebuah interaksi komunikasi yang hanya menggunakan pesan nonverbal adalah komunikasi yang dilakukan oleh penderita tunawicara. Dalam kesehariannya, seseorang yang menderita tunawicaramengandalkan bahasa nonverbal dalam menyampaikan maksud dan tujuannya. Sehingga diperlukan adanya kesepahaman antara satu individu dengan individu yang lain. Walaupun kenyataannya, penyandang tuna wicara dapat mengeluarkan suara(bunyi), namun suara tersebut hanya berupa lenguhan yang tidak memiliki makna.

Pesan nonverbal itu memiliki makna yang kuat dari pada pesan verbal. Hal itu dakeranakan pesan nonverbal berupa isyarat atau luapan emosi yang tertuang dalam bentuk gerak, tatapan mata, gerakan bibir atau ekspresi muka. Sehingga ada yang mengatakan bahwa bibir bisa sasja berbohong, tapi mata tidak bisa berbohong. Ungkapan itu sangat masuk akal, mengingat ada saraf –saraf mata yang menghubungkan ke sel – sel otak, sehingga ketika otak berfikir sesuatu maka mata secara reflek akan mengaplikasikannya dalam bentuk semakin melebarnya pupil atau semakin mengecil, atau juga dengan gerakan mata ke arah – arah tertentu.

Meskipun pesan nonverbal memiliki makna yang kuat, ia juga bersifat ambigu. Karena tidak semua orang bisa mengerti maksud dari pesan tersebut, atau bisa saja pesan(nonverbal)tersebut hanya digunakan oleh kalangan – kalang atau kelompok tertentu. Sehingga tidak semua orang mengetahui artinya.

Namun beda halnya dengan penyandang tuna wicara, yang kesehariannya menggunakan pesan nonverbal sebagai alat untuk berinteraksi. Mereka dapat berinteraksi dengan selayaknya orang ‘normal’ dikarenakan para penyandang tuna wicara sudah memiliki kode – kode tertentu yang sudah disepakati sehingga memudahkan untuk proses decoding dan encoding.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun