Mohon tunggu...
AA BAgus Susastra
AA BAgus Susastra Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Di Kota Samarinda

Traveling dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Mewujudkan Pembelajaran yang Menggali Kekuatan Peserta Didik?

1 Januari 2023   13:29 Diperbarui: 1 Januari 2023   13:30 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.sangpendidik.com/)

Murid adalah visi yang utama dari seorang guru. bila ditanya “Siapa yang penting menurut Bapak/Ibu guru?” . Jawabannya adalah “murid murid dan murid”. Tidaklah ada kata guru bila tidak ada murid. Keberhasilan seorang guru, tergantung dari muridnya.

Tugas seorang guru adalah menyediakan kondisi yang mendukung tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai yang ada pada murid. Bila menurut Ki Hadjar Dewantara bahwa guru bagaikan petani yang menyiapkan tempat bersemainya benih padi. Seorang petani tidak akan mungkin menanam padi menghasilkan jagung. Berdasarkan inilah, sebagai guru kita menyiapkan kondisi pembelajaran yang berpihak pada murid, namun jangan melupakan kodrat alam dan kodrat zaman murid.

Menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai guru berarti harus mampu dan siap mengeluarkan segenap daya upaya untuk  menggali segala potensi yang dimiliki peserta didik. Jika kita pahami secara sederhana, memang tugas utama seorang guru adalah mengajar. Namun lebih dari itu, ada tanggung jawab besar yang dipikul oleh seorang guru. 

Pada era serba digital saat ini, kompetensi sudah menjadi hal lumrah yang harus dikembangkan oleh peserta didik. Selain itu, ada kualitas adab dan moral yang harus terus dibina, kemampuan psikomotorik yang memerlukan pelatihan kontinyu, hingga masuk pada tahap menentukan tujuan akhir (goal) tentang mengapa pendidikan memang harus diupayakan dan dilaksanakan.

Lebih lanjut, setiap peserta didik memiliki kekuatannya masing-masing. Dengan ciri khas yakni latar belakang yang berbeda mulai dari keberagaman agama, budaya dan latar belakang keluarga yang berbeda, kehidupan sosial yang beragam, hingga perbedaan-perbedaan lain yang berlaku dalam kehidupan di masyrakat. Yang berarti setiap murid memiliki kekuatannya masing-masing. 

Bagi seorang guru, kita harus berfokus pada kekuatan murid tersebut, bukan pada kelemahannya. Bila kita hanya fokus pada kelemahan murid, maka kita tidak akan pernah ada habisnya. Perubahan yang positif di sekolah tidak akan terjadi jika pertanyaan yang diajukan mengenai kondisi sekolah saat ini diawali dengan permasalahan yang terjadi. 

Motivasi untuk melakukan perubahan tentu akan berangsur menurun jika diskusi diarahkan pada permasalahan. Ada banyak motivasi dan kebutuhan yang melatar belakangi sebuah perilaku, contohnya murid di sekolah. 

Mereka melakukan tindakan dengan motivasi yang bermacam-macam seperti motivasi menghindari hukuman/ketidaknyamanan, motivasi ingin dipuji, atau menghargai diri sendiri. Ketiganya sering digunakan dalam situasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Murid akan termotivasi secara intriksik dan mandiri dalam mencapai target belajar dan standar kinerjanya. Diane Gossen (1998) mengemukakan bahwa dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan. Nilai-nilai Kebajikan menekankan pada keyakinan seseorang akan lebih menumbuhkan motivasi seseorang dari dalam. 

Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan tertulis tanpa makna. Adapun nilai-nilai kebajikan yang diterima secara universal lepas dari latar belakang budaya, bahasa, suku bangsa, maupun agama berupa hal-hal seperti keadilan, kehormatan, peduli, integritas, kejujuran, pelayanan, keamanan, kesabaran, tanggung jawab, mandiri, berprinsip, keselamatan, kesehatan, dan masih banyak lagi nilai-nilai kebajikan universal yang juga bisa mengacu pada profil pelajar pancasila.

Proses pembelajaran yang positif yang mengedepankan kekuatan murid, akan membawa dampak pada adanya kepercayaan diri bahwasannya mereka memiliki potensi dan kemampuan yang sama dengan teman-temannya yang lain. Bila kepercayaan diri itu sudah tumbuh maka proses transfer ilmu akan lebih mudah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun