Mohon tunggu...
Aura
Aura Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Menulis supaya tidak bingung. IG/Threads: aurayleigh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Wasiat yang Meriah

28 November 2020   13:29 Diperbarui: 30 November 2020   17:51 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Copyright: Anna Ivanova, 2009

Sebelum kremasi

Tenanglah kau pada perayaan kepergiannya, tak perlu gentar. Kenakan mahkota akar wangi untuk mengingat pesannya bahwa kita harus selalu berpikir radikal di sisa hidup. Beberapa tangkai bunga segar warna ceria mungkin bisa kauselipkan di antaranya supaya menyegarkan matamu yang sembab. Seduh daun zaitun kering bersama jeruk nipis dan bunga telang, siapkan kudapan serta tumpukan karya Tokarczuk yang sempat ia pesan langsung dari Eropa. Tidak usah kaupusingkan muasal atau pembayarannya karena merupakan hadiah perpisahan dari seorang teman yang agak terlambat tiba.

Saat kremasi

Ketika air di dalam tubuhnya menguap cepat, kauminum seduhan daun zaitun kering itu supaya tetap tenang. Ketika kulit, rambut, otot-ototnya mulai terbakar, coba kauputar seluruh Staying at Tamara's kesukaannya dan menari. Kesedihan mungkin akan mendadak datang seperti gerombolan semut di wajah seiring menguapnya jaringan lunak serta mengerasnya tulang belulangnya. Membaca buku-buku kiriman itu bisa jadi opsi menarik, mengingat lamanya waktu pendinginan, penghancuran tulang belulang, hingga akhirnya ia dimasukkan ke dalam guci.

Setelah kremasi

Pada sebuah ladang yang sudah dibajak, tempat tanah, pupuk kandang, dan sekam bakar membentuk guludan, di situ abu akan ditebar. Ia sudah memesan ribuan benih kailan ke toko langganannya yang siap kauambil kapan saja supaya mendamaikan hubunganmu dengan sayuran renyah itu. Setiap pagi setelah kepergiannya, nikmati sarapan dengan perasaan lapang. Dari sebidang tanah, memancar kasihnya tak putus.

Cileunyi, 28/11/20

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun