Mohon tunggu...
Rudi Handoko
Rudi Handoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mourinho Sengaja Merusak La Furia Roja

22 Agustus 2011   07:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ketika Barcelona menang dan menjadi juara Liga Champion musim yang telah lewat, berbagai teori konspirasi dimunculkan. Mulai dari keberpihakan wasit baik ketika menghadapi Arsenal maupun ketika bertemu Real Madrid di semifinal. Kemudian muncul lagi tudingan bahwa Barcelona sengaja diuntungkan oleh UEFA dibawah kepemimpinan Michael Platini, terkait juga karena Barcelona disokong oleh UNICEF, sebab merupakan tim yang tidak mendapat untung dari sponsor, malah membayar UNICEF. Jadi ringkasnya, keberhasilan Barcelona tak lepas dari konspirasi atau campur tangan RFEF (Federasi Sepakbola Spanyol), UEFA dan UNICEF serta peran para wasit yang memimpin pertandingan.

Dus, ketika final di Wembley, dan akhirnya Barcelona keluar sebagai kampiun, dengan menyuguhkan permainan atraktif dan indah serta dominan. Maka setidaknya sudah mulai luruh tudingan itu, meskipun tak mungkin sirna. Nah, musim ini... ketika perebutan Trophy Super Spanyol, tudingan seperti itu mulai muncul lagi, kali ini mengarah ke korps wasit yang “agaknya” dianggap lebih menguntungkan Barcelona. Meskipun oleh pihak Barcelona ini dibantah, karena mereka pun merasa “dirugikan” juga oleh beberapa keputusan wasit. Siapa yang paling getol menuding itu? Tak lain tak bukan, adalah seorang “Special One” Jose Mourinho, yang kerap kecewa karena pasukannya kerap gagal menghentikan dominasi Barcelona (hanya pernah dua kali menang semasa menangani Inter Milan di Semifinal Liga Champion dan melatih Real Madrid pada Final Copa Del Rey musim lalu).

El-Classico adalah pertandingan menarik dengan rivalitas yang demikian panas. Tapi agaknya, sebelum Real Madrid ditukangi oleh Mourinho, rivalitas pertandingan itu jarang memunculkan friksi terbuka yang berujung perkelahian. Nah, ternyata sekarang muncul pula tuduhan yang tak kalah serius, mungkin berbau konspirasi juga. Jangan-jangan ini sebuah kesengajaan Mourinho untuk merusak sepakbola Spanyol. Seperti diungkapkan oleh Bek Barcelona yang juga pilar utama Timnas Spanyol Gerard Pique, yang dengan lugas menuding bahwa Mourinho sedang menghancurkan sepakbola Spanyol.

Mungkin terlalu sederhana untuk mengemukakan hal tersebut, tapi bukan berarti ini tak beralasan. Sebab Real Madrid dan Barcelona menyuplai banyak pemain bagi skuad La Furia Roja, boleh jadi dengan friksi yang menjurus pada kekerasan akan berdampak merusak kekompakan-keharmonisan Timnas Spanyol. Jika sudah tak kompak-tak harmonis, maka bolehjadi dominasi La Furia Roja akan terhenti (seperti era dahulu, Spanyol dikenal sebagai tim unggulan tapi seringkali gagal karena anggota skuadnya yang tak harmonis dan primordialis).

Hal ini juga sempat dikalutkan oleh Vicente Del Bosque selaku coach Timnas Spanyol. Selain Vicente, gelandang klub Malaga Santiago Cazorla yang juga salah satu gelandang Timnas Spanyol juga mengkhawatirkan hal yang serupa. Bentrok El-Classico ditakutkan akan merusak kebersamaan Timnas Spanyol. Sebagaimana yang dimuat oleh goal.com... "Jika friksi antara pemain kedua tim berlanjut, masa depan Tim Nasional Spanyol akan terganggu," ujar Cazorla kepada surat kabar La Nueva Espana edisi Minggu (21/8). Menurut Cazorla, situasi di Tim Nasional Spanyol saat ini sudah mencapai tahap mengkhawatirkan. Ini dipertegas dengan berita, bahwa selepas El-Classico di ajang Super Spanyol, Cassilas sebagai Kapten La Furia Roja ikut menjadi repot berinisiasi mendamaikan pemain-pemainkedua klub, terutama yang merupakan pilar-pilar Timnas Spanyol, dengan segera menelpon Puyol. Apalagi sebentar lagi akan menghadapi kualifikasi Piala Dunia dan pertandingan Piala Eropa.

Nah, dari sini bermulalah teori konspirasi itu. Jangan-jangan kehadiran Mourinho dengan segala kontroversinya itu sengaja untuk mengacak-acak sepakbola Spanyol dan wabilkhusus mengobrak-abrik skuad La Furia Roja secara tak langsung. Hal ini diperkuat dengan analisis “cetek,” bahwa Real Madrid sekarang malah tidak mencerminkan Real Madrid yang dulu, yang atraktif dan menghormati nilai-nilai. Sebagaimana dialamatkan oleh Jorge Valdano mantan Direktur Olahraga Real Madrid yang terdepak karena kehadiran Mourinho, yang menyatakan bahwa perilaku tak pantas sang pelatihsangat berpotensi memunculkan imej negatif bagi Los Blancos.“Apa yang terjadi benar-benar tak baik bagi kehormatan Real Madrid atau Mourinho sendiri. Saya yakin tak seorang pun bangga dengan kejadian itu,” tutur Valdano kepada ADN Deportes, sebagaimana dikutip goal.com.

Terlebih lagi, Real Madridpun tidak mencerminkan keberpihakan terhadap Spanyol, karena dari sekian banyak pilar-pilar utama Real Madrid, sebagian besar bukan warga negara Spanyol. Bau Portugal mulai terasa kentara, sebut saja Ronaldo, Pepe, Carvalho, Coentrao (termasuk sang pelatih Mourinho). Kemudian skuad ini ditambah lagi beberapa pemain Non-Spanyol seperti Ozil dan Khedira (Jerman), Sahin dan Altintop (Turki), Higuain dan Di Maria (Argentina), Benzema (Prancis) dan Marcelo (Brazil). Praktis dari sekian banyak pilar utama Real Madrid, hanya tersisa Cassilas, Xabi, Ramos, Raul Albiol, Arbeloa dan Callejon. Namun Callejon belumlah termasuk skuad La Furia Roja. Malah jika keinginan Mourinho untuk memboyong Nani dan Bosingwa terkabul, maka hampir lengkap sudah untuk menjadikan Real Madrid sebagai miniatur Timnas Portugal. Artinya, Real Madrid malah bukan menjadi klub untuk membina dan menyuplai anggota Timnas, tapi malah menyusui pemain luar. Ibarat kata, “anak sendiri diabaikan, anak orang disusukan.” Bandingkan dengan pilar-pilar utama Barcelona yang sebagian besar juga merupakan anggota skuad La Furia Roja, sebut saja Xavi, Iniesta, Pedro, Villa, Busquets, Pique, Puyol, Fabregas, Thiago dan Valdes.

Secara sederhana ada yang menduga, hadirnya Mourinho yang semakin memanasi sampai menjurus perilaku kasar dalam tiap duel dua klub elit Spanyol Real Madrid dan Barcelona, disengaja untuk memicu ketidakharmonisan di Timnas Spanyol. Jika sudah begitu, primordialisme Castillian dan Catalan (ditambah juga dengan primordialisme Basque dan sebagainya) kembali besar merekah dan secara otomatis dominasi Spanyol akan terhenti jika ini berlarut terjadi. Siapa yang bakal diuntungkan? Secara peta kekuatan sepakbola, maka tentunya Portugal akan turut diuntungkan dengan ini. Hehehehe:-)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun