Dalam kehidupan kita sehari-hari, ada saja tentang hal dan problematika. Salah satunya adalah tentang kepastian. Gimana sih maksudnya? Nah sebelum diceritain, kata kepastian itu artinya pasti, ketentuan atau ketetapan yang sudah tergambarkan. Misalnya saja, kepastian kapan kita menikah? Kemudian kepastian kapan kita bisa punya mobil dan rumah sendiri?
Tentu masih banyak lagi, termasuk saat kita lulus sekolah dan kita sendiri bingung, kepastiannya apa mau lanjut kuliah dulu atau langsung kerja? Meski sederhana, namun pertanyaan ini sangat terasa begitu membuat kita terngiang-ngiang bahkan sampai pikiran, gak bisa tidur, dan sebagainya.
Selain itu ada juga muncul keraguan dalam hati kita tentang suatu hal yang dimana akhirnya kita belum punya kepastian, salah satu contohnya adalah ketika mau berangkat kerja atau pada saat kita mau berpergian, misalanya saja, "duh gimana ya, pastinya naik motor, kereta atau naik angkot aja yaa".Â
Namun dalam faktanya, ada saja hal kecil yang membuat kita sering berusaha untuk bisa melangkah pasti, tapi sayangnya tiba-tiba muncul hal tak terduga yang kembali lagi membuat kita jadi belum atau tidak punya kepastian dan bagaimana langkah kita selanjytnya dalam melakukan sesuatu.
Nah sekarang mari kita cerita, singkatnya dan sebetulnya ini cerita dari teman saya. Teman saya ini setiap harinya selalu dihinggapi rasa ketidak pastian, salah satunya adalah tentang dirinya dan pasangannya. Dia juga setiap hari selalu bertanya juga curhat pada saya, "Bang, kok gue ragu ya sama dia. Terus gimana yaa gue selanjutnya sama dia?". Atau misalnya seperti ini, "padahal kan gue udah yakin, pasti banget kalo dia bisa serius sama gue, tapi sayangnya beda nih".
Teman saya ini ternyata sudah hampir satu tahun berpacaran dengan teman laki-lakinya itu, namun sayangnya dari ceritanya, katanya hubungan ini dirasa sudah tidak sehat, misalnya saja, jarang balas chat, jarang komunikasi, peka yang terkadang-kadang dan lebih ke sifat cuek, bahkan sampai ketika ada yang dimana teman saya ini tiba-tiba menangis.
Pada akhirnya saya berusaha untuk menenagkan dirinya, sambil mengajak ngobrol pelan-pelan, dan pada akhirnya kita pun sampai seperti deep talk dan hanyut dalam suasana. Sambil saya bernada "Ya udah, kamu sabar dulu aja, tenangin diri kamu, saya yakin jika memang dia masih sayang kamu, pasti dia hubungi kamu, kamu harus tetap semangat, tetap senyum, karena senyum itu ibadah dan senyuman kamu itu manis, sayang kalo hari ini gak ada yang senyum". Dan tak lama saya ngomong itu, tiba-tiba dia jadi senyum bahkan sampai tertawa lepas yang menandakan perasaan dan hatinya sudah lega dan tidak menjadi sedih lagi.
Kemudian dari sisi yang lain, ada satu ketika dimana tiba-tiba teman saya curhat yang dia bilang "Bang, kira-kira aku bisa nikah gak yaa sama dia, soalnya aku jadi ragu nih, tadinya aku tuh udah yakin Bang kalo dia pasti bakal lamar aku. Eh taunya sampai sekarang, jangankan perasaan, ini ngomong juga gak". katanya begitu.
Setelah curhat panjang lebar yang pada akhirnya saya berkesimpulan seperti ini, "Kamu sabar dulu aja, mungkin pasangan kamu lagi mempersiapkan sesuatu atau ada kejutan yang mungkin saja kamu sendiri belum tahu. Jadi, kamu harus tetap semangat dan terus curahkan pikiran dan hari yang positif. Senyum yaa, kamu sama dia itu sudah cocok, pasti bisa, semangat dan senyum okee".
Karena sebelum ini, teman saya yang curhat dari cerita barusan ini memang sudah lama berpacaran dan bahkan kabarnya sudah hampir berjalan dua tahun, yang mungkin saja membuat teman saya ini menjadi ragu akan pasangannya. Namun dalam fakta lainnya, perempuan dan laki-laki itu beda dalam soal baik tentang prinsip, perasaan, emosional, maupun karakter dan etika perilaku.
Jadi sebenarnya wajar-wajar saja jika kita punya pikiran atau bahkan seperti belum ada kepastian dan bahkan mau melangkah kemana selanjutnya. Namun satu yang pasti, apapun keadannya kita harus tetap berusaha untuk positif thinking, tetap berpikir dewasa dan terbuka, bisa juga mengutarakan isi curhat kepada teman dan minta solusi terbaik.
Selain itu kita juga harus yakin, bahwa apapun yang terjadi kita pasti tetap bisa melangkah pasti, dan juga perlahan-lahan menghilangkan baik keraguan-raguan maupun hal yang tidak enak. Karena jika semua itu dibuang, maka kita pun akan terus memiliki rasa percaya diri, namun disisi lain juga tetap dengan rendah hati.
Ibarat seperti kopi hitam yang dimana. "Mungkin rasanya pahit, namun pahit manisnya dia ternyata bisa lebih siap untuk melangkah menuju masa depan dan bukan sekedar harapan juga angan-angan semata maupun ilusi, tapi itu semua karena memang ketulusan dari hati".
Demikian cerita maupun tulisan yang singkat ini saya Irfan Maulana, terima kasih dan salam hangat selalu buat kita semua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI