Kata sebagian orang, jatuh cinta itu berjuta rasanya dan dunia serasa milik berdua. Pokoknya tidak ada bandingan, tapi bagaimana jika bertolak belakang dan tidak indah atau berakhir seperti di FTV dengan sad end? . Berikut ini sedikit banyaknya cintaku bersama dirinya yang akhirnya harus berpisah karena keadaan.
Awalnya kami mulai saling jatuh cinta ketika saya mulai masuk kerja dan baru masuk selama 3-4 hari, karena kami selalu sama-sama dan akhirnya rasa suka itu mulai muncul. Hingga suatu ketika datang pada Sabtu malam Minggu pada 28 Oktober 2024, kami berdua pun makan bersama di sebuah cafe sederhana di daerah Gading Serpong, Tangerang. Pertama kali pun akhirnya kami bisa menikmati luang bersama berdua dengan membeli dan makan seblak bersama yang kebetulan kami berdua juga makan dengan menggunakan bungkus pop mie bekas yang kebetulan kami temukan di sekitar cafe tersebut, karena semua tempat saat itu sudah habis dan sedang penuh-penuhnya di cafe tersebut. Dengan dicuci terlebih dahulu, akhirnya kami berdua bisa memakan seblak tersebut hingga habis.Â
Hingga kami berdua setelah itu duduk berdua di sebuah taman kecil di daerah Gading Serpong dan tak terasa yang ternyata waktu telah menunjukkan pukul 01.00 dinihari WIB yang akhirnya kami pulang ke tempat masing-masing, sang perempuan ini pulang ke mess daan sedangkan saya pulang ke rumah.
Berlanjut pada hari Minggu 29 Oktober 2024, yang dimana akhirnya kami berdua memeutuskan untuk saling jatuh cinta dan dibaluti dengan rasa kasih sayang, itulah yang kita rasakan seperti kebanyakan orang yang semulanya memang sangat indah dan menyenangkan.
Berbulan-bulan kita lewati bersama, mulai dari makan bersama,kerja bersama, menikmati luang bersama, dan banyak momen manis lainnya yang tentu saja sangat sulit dilupakan. Ada satu momen yang dimana dirinya sakit dan terbaring lemah di mess yang juga masih satu atap dengan tempat kerja. Tanpa pikir panjang saya pun langsung ke apotik, beli bubur ayam, vitamin, dan minuman bear brand sampai tolak angin. Bahkan saya bulak balik saat itu, karena saya masih harus masuk kerja. Mulai dari menyuapi, meminumkan dirinya obat, mengkompres tubuhnya agar demamnya bisa segera turun saat itu. Dan Alhamdulillah saat itu pada malam harinya dirinya sudah dalam kondisi membaik.
Dan setelah dirasa kondisinya yang mulai membaik, saya pun memutuskan untuk pulang kerumah. Namun dirinya pun tidak mau ditinggal oleh saya dengan nada manjanya "Sayaaang, please yaa disini dulu, aku masih mau ditemenin kamu (sambil sedikit pelukan)". Â Dan akhirnya saya tidak jadi pulang dan terpaksa menginap di mess dengan tidur di lantai satu. Karena jika malam, toko kami tutup dan tidak 24 jam.
Tentu sudah banyak tempat kami kunjungi, diantaranya Taman Elektrik, Masjid Raya Al-Adzhom, Tang City Mall dan masih banyak lagi yang semuanya berada di daerah Kota Tangerang. Dan semua itu benar benar menjadi hal yang terindah, namun sayangnya dalam satu momen yang dimana kami berdua sempat salah paham dan meski demikian akhirnya bisa baikan dan hubungan kami berdua terus berjalan.
Dari titik kedua inilah, kesabaran diantara kami berdua sudah mulai habis dengan sikap dan ego masing-masing. Terlebih lagi, saya yang memilki kesabaran hanya setipis tisu dan perempuan yang terkadang sulit diebak perasaanya. Dan tiba-tiba, dia bilang melalui WhatsApp "Mas, kita putus. Maafin aku yaa mas, terima kasih dan tapi maaf, kita sudah tidak bisa bersama lagi". Dan dirinya saat itu langsung offline dan bahkan sulit dihubungi.
Hingga suatu ketika, dirinya memberitahukan alasan yang membuat saya tercengang dan kaget. Dan dirinya mengatakan "Mas, kamu orang baik, tapi kamu masih sedikit cuek, kurang peka, dan aku selalu kasih kesempatan kamu dan ternyata kamu belum bisa berubah. Aku hargai usaha kamu buat perbaiki hubungan kita, namun sayangnya semua itu sudah terlambat buat aku. Karena aku juga sudah mencoba untuk mencintai orang lain".
Dan tepat pada 28 Juni 2025, kami berdua akhirnya resmi mengakhiri hubungan satu sama lain. Memang selain itu, saya juga sebetulnya cukup terpukul, sedih dan bahkan hingga nyaris bunuh diri andai tidak dihalangi oleh teman-teman saya, mungkin nyawa saya sudah tak tertolong lagi dan alangkah bodohnya saya saat itu.