Mohon tunggu...
Wilda Hikmalia
Wilda Hikmalia Mohon Tunggu... Administrasi -

Usaha, do'a, yakin dan kerja keras. Serta tulus dan ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Gunung Lembu: Tinggi Tak Seberapa, Treknya Luar Biasa

11 April 2016   14:06 Diperbarui: 12 April 2016   08:03 4397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Meresapi Waduk Jatiluhur dari atas Batu Lembu"][/caption]Sebelum menceritakan panjang lebar tentang gunung yang satu ini, izinkan saya untuk mengurai terlebih dahulu runtut kronologi sebelum sampai ke puncak gunung yang terletak di Purwakarta ini. 

Pendakian kali ini bukanlah pendakian saya seperti biasanya yang hanya bersama tiga, empat atau lima orang kawan sependakian. Namun kali ini pendakian saya adalah dalam rangka tugas negara, lebih tepatnya saya menyebutnya sebagai dinas (perjalanan mengemban amanat sebagai TL). 

TL yang bernama panjang Tour Leader atau lebih dikenal dengan panggilan Guide. Sebagai bagian dari salah satu travel teman, jadilah minggu ini saya bertugas membawa 17 orang pasukan untuk menikmati keindahan alam di ketinggian. 

Banyak suka, duka, cerita dan pengalaman yang terukir sepanjang cengkrama dengan berbagai elemen teman yang saya bawa kali ini. Berlatar belakang berbeda, profesi, usia, asal, namun dalam satu misi yaitu menikmati alam Indonesia.

Sabtu, 19 Maret 2016

Pagi ini aku berangkat dengan Heri (teman akrab dan juga salah seorang peserta) dari kediaman di BSD. Awal perjalanan kami sudah diwarnai gelak-tawa. Jam 05.30 pagi ini ojek satu pun tidak menampakkan wajahnya kepermukaan. Entah masih bersembunyi dibalik selimut pagi atau memang belum jam untuk mangkal, aku sangat worry menunggu kedatangan mereka. 

Taksi pun untuk dicegat juga tidak ada. Aku berusaha berangkat sedini mungkin ke stasiun karena dari Serpong menuju Kota juga membutuhkan perjuangan panjang dalam perjalanan rel. Satu ojek si bapak tua yang baru datang, menunggu satu teman lainnya. Lima menit berselang tidak ada tanda-tanda kedatangan si tukang ojek baru.

“Dengkep tiga aja, mau?” Si bapak menawarkan motor metiknya ditumpangi beban berat seperti kami. Whatss. Aku masih sedikit keukeh menunggu satu ojek lagi. Tapi tidak ada pilihan lain, hanya menunggu dan menunggu akhirnya ide si Bapak kami terima. Ransel satu di depan, dan atraksi cabe-cabean pun kami lakoni di pagi ini. Maaf, ini bukan aksi cabe-cabean syariah, hanya dilakukan dalam kondisi terdesak.

[caption caption="View apik sepanjang trek pendakian menuju pundak"]

[/caption]Jam 10.15 adalah jadwal kereta keberangkatan perdana ke Purwakarta. Dalam sehari ada tiga jadwal dari Jakarta Kota – Purwakarta, jam 10.15 dan jam 12.45 by KA Lokal Purwakarta dengan jarak tempuh kurang lebih 3 jam dan terakhir jam 16.35 by KA Cepat Purwakarta. 

Di detik-detik keberangkatan ada lima orang peserta lagi yang was-was aku tunggu. Satu orang mengundurkan diri karena ada tugas kantor yang tidak bisa dinegosiasi. 

Melihat keruwetan pagi ini di stasiun, memang sangat disarankan datanglah lebih awal dan tongkrongi persis di depan loket meski belum dibuka. Karena sekalinya petugas mencogokkan kepala dibelakang pembatas kaca itu, loket akan penuh sesak oleh antrian penumpang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun