Mohon tunggu...
Andreas
Andreas Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Hanya seorang penulis, editor biasa yang mengemukakan ide dan gagasannya.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menjaga Lingkungan dari Limbah Domestik: Langkah-Langkah Konkrit

6 Februari 2024   20:17 Diperbarui: 6 Februari 2024   20:25 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lingkungan yang sehat dan lestari merupakan tanggung jawab bersama setiap individu. Salah satu aspek penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem adalah mengelola limbah domestik dengan bijak.  

Ini adalah langkah-langkah konkretku untuk menjaga lingkungan dari limbah domestik, dengan fokus pada penggunaan detergen, pemilahan sampah, dan pembuangan plastik ke sungai.

Memilih detergen yang bertanggung jawab. Detergen  adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.  Salah satunya adalah untuk permbesihan pakaian ada yang cair dan bubuk. 

Saya di sini menggunakan detergen yang ramah lingkungan untuk mencuci pakaian dan membersihkan lantai rumah dan kaca jendela, agar nanti ketika digunakan atau kemasan, tempat penyimpanannya habis digunakan unsur-unsur detergennya tidak merusak ekosistem dalam keberlangsungan bumi ketika sampahnya telah dibuang. 

Hindari detergen yang mengandung fosfat dan bahan kimia berbahaya lainnya yang dapat merusak ekosistem air. Bahkan menggunakan detergen yang kemasannya mengandung ramah lingkungan yang ketika sudah menjadi sampah bisa di daur ulang. Merek detergen yang ramah lingkungan bisa dicari informasinya di internet atau bertanya dengan penjual atau pun kasir.

Pemilahan Sampah ke Ekosistem Lestari. Saya membuang sampah yang di tempat berbeda, tergantung kategori sampahnya, bila sampah basah seperti bekas makanan atau minuman maka akan dibuang ke tempat khusus untuk sampah basah. 

Berbeda dengan sampah kering, dulunya sampah kering saya buang di dekat rumah lalu dibakar, tentu dengan porsi yang tidak berlebihan agar tak menimbulkan polusi. Kini ketika sudah ada tukang ambil buang sampah yang keliling dari satu ke tempat lain, saya tidak lagi membakar sampah dan saya berikan ke mereka. Bahkan jika ada sampah yang sekiranya berguna tak dipakai lagi berupa botol bekas dan besi bekas, saya jualkan ke pemulung, agar bisa di daur ulang menjadi bermanfaat kembali. 

Sampah organik juga saya bersama keluarga saya pernah dijadikan pupuk kompos, ini selain berguna untuk tanaman tumbuh subur juga mengurangi jumlah sampah yang ada. 

Saya juga membatasi penggunaan plastik karena tidak ramah lingkungan, jadi setiap membeli barang di minimarket, saya tidak menerima plastiknya jika barangnya masih dibawa dengan genggaman tangan atau di taruh di jok motor, atau sehabis berbelanja di tempat lain, karena kantung plastiknya masih muat saya akan memasukkan barang ke plastik itu, kecuali barangnya terlalu besar atau jumlahnya berlebihan baru saya menggunakan plastik. 

Saya juga tidak membuang sampah ke air got, yang mana masih banyak orang yang membuangnya. Tulang-tulang yang akan dibuang seperti tulang ayam dan ikan, sekiranya bisa diberikan kepada hewan peliharaan, contohnya anjing saya yang akan memakannya, ahkan pernah saya berikan kepada kucing saya dulu. 

Bahkan saya pun mencoba tidak memboroskan barang-barang seperti kertas dan tisu menggunakannya seperlunya, karena jika boros dipakai maka akan menjadi sampah organik yang sulit terurai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun